Berita Jogja Hari Ini
Pihak SMK Negeri 2 Yogyakarta Klarifikasi Informasi terkait Pungli, Kepsek: Itu Sumbangan Sukarela
SMK Negeri 2 Yogyakarta meluruskan informasi terkait sekolahnya yang diduga melakukan praktik pungutan liar (pungli) kepada orang tua atau wali murid.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Dodot mengatakan, para siswa bisa menjadi sasaran empuk geng-geng anak muda yang ada di sekitar sekolah.
Dikhawatirkan, jika mereka tidak memarkirkan kendaraan di dalam area sekolah, mereka bisa direkrut sebagai anggota geng.
“Memang sudah ada indikasinya. Jadi, tempat parkir ini salah satu hal yang urgen untuk segera dibangun,” terang dia.
Dodot menekankan lagi bahwa pembangunan fasilitas itu tidak memaksa orang tua atau wali murid untuk menyumbang.
Pihak sekolah bakal menyiapkan surat edaran resmi yang bisa diberikan kepada orang tua siswa.
Namun, surat tersebut masih dibuat dan belum diedarkan mengingat hasil rapat dengan komite orang tua baru dilaksanakan di hari Kamis dan Jumat minggu lalu.
“Edaran sedang kami siapkan dan ada beberapa pilihan, misal bisa menyumbang sama atau di bawah nominal (yang sudah ditetapkan) atau tidak menyumbang. Ini bukan paksaan,” katanya.
Dodot mengungkapkan, adanya wacana sumbangan ini ditujukan untuk kenyamanan para murid mengikuti pembelajaran di SMK Negeri 2 Yogyakarta.
“Kami beritahu juga program sekolah saat pemaparan dengan komite. Kami punya GTT/PTT itu mencapai 25 orang dan butuh Rp 980 juta untuk bayar honor per tahun,” bebernya.
Ia melanjutkan, saat ada lomba dimana SMK Negeri 2 Yogyakarta bisa meraih 2 emas, pihaknya mengakui bahwa dana pendukung kegiatan itu tidak lepas dari komite.
Hal tersebut lantaran pihaknya tidak bisa secara penuh menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dikarenakan ada hal lain yang lebih penting untuk diperhatikan.
“Sumber dana kami ada dua, BOSNAS dan BOSDA. BOSDA itu kami pakai untuk membeli alat praktek dan BOSNAS itu untuk membeli bahan praktek. Pembelian alat praktek ini kan dari BOSDA saja tidak cukup. Maka, kami munculkan di sini, pembelian alat praktek yang kita perlu. Kami tidak mungkin menunggu dari APBD terus,” tegasnya.
Dikatakan Dodot, sekolah juga ingin menyetarakan kemampuan dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) demi ilmu yang didapat siswa.
“Di tahun ini, sesuai dengan masukan industri, SMK Negeri 2 Yogyakarta, di jurusan Geomatika saja itu butuh Rp 16 miliar untuk pengadaan alat. Namun, kami tidak mungkin langsung mengadakan, kan? Maka, kami akali dengan memaksimalkan bantuan pemerintah yang mencapai Rp 1 miliar dan dari industri Rp 700 juta sekian. Yang penting dulu kami adakan,” jelasnya.
Baca juga: Striker PSS Sleman Boaz Solossa Bertekad Curi Poin di Kandang Persikabo 1973
Dari rincian itu, kata Dodot, pihaknya membutuhkan peran serta orang tua atau wali murid.