Perang Rusia Ukraina

Gazprom Matikan Pipa Nord Stream Tanpa Batas, Eropa dan Inggris Makin Panik

Gazprom mematikan jaringan pipa Nord Stream 1 sejak Jumat lalu dan tidak ada batas watu sampai kapan menyusul kerusakan instalasi pemasok gas Eropa.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
AFP
Pipa gas Nord Stream 1 diresmikan lebih dari satu dekade yang lalu. Gazprom menhentikan pasokan gas ke Eropa tanpa batas waktu menyusul kerusakan instalasi. 

Dalam perkembangan terpisah minggu ini, sebuah survei yang dilakukan oleh kelompok lobi MakeUK memperingatkan tagihan energi Inggris yang melonjak dapat mengakibatkan penutupan setidaknya 60 persen pabrik (industri) di negara itu.

"Krisis saat ini membuat bisnis menghadapi pilihan yang sulit, memotong produksi atau menutup toko sama sekali jika bantuan tidak segera datang," survei itu menyebutkan.

Sebanyak 13 persen pabrik sekarang telah mengurangi jam operasi atau menghindari periode puncak, sementara 7 persen lain menghentikan produksi untuk waktu yang lebih lama.

Chief Executive Officer MakeUK Stephen Phipson mengatakan kepada kantor berita Bloomberg tindakan darurat diperlukan pemerintah (Inggris) yang baru. Inggris kini sudah tertinggal dari pesaing globalnya.

Ini mengikuti regulator energi Inggris Ofgem mengumumkan keputusan minggu lalu untuk meningkatkan batas harga energi sebesar 80 persen, menjadi 3.549 pound per tahun, mulai 1 Oktober karena melonjaknya harga energi global.

Langkah ini didahului Telegraph yang melaporkan pemerintah Inggris (berikutnya) sedang mempertimbangkan skema hibah gaya COVID untuk usaha kecil.

Perdana Menteri Inggris berikutnya, antara Menteri Luar Negeri Liz Truss atau mantan Kanselir Rishi Sunak bertarung dan hasilnya diumumkan 5 September.

Setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022, dan AS dan sekutunya menjatuhkan beberapa paket sanksi di Moskow, situasi energi di Eropa semakin memburuk, dengan inflasi di Inggris mencapai titik tertinggi sejak Maret 1982.

Meningkatnya biaya hidup telah menyingkirkan jutaan rumah tangga di Inggris, mendorong puluhan ribu pekerja kereta api dan pos untuk melakukan pemogokan.

Sebuah studi yang dilakukan bulan lalu oleh University of York menunjukkan setidaknya 45 juta orang Inggris mungkin berada dalam cengkeraman kemiskinan bahan bakar pada Januari 2023 karena kenaikan harga energi yang menjulang.(Tribunjogja.com/Sputniknews/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved