Sekaten Yogyakarta 2022
Penjelasan Kenapa Pasar Malam Sekaten Yogyakarta 2022 Tak Digelar di Alun-Alun Utara Keraton
Setalah 2 tahun absen karena pandemi covid-19, gelaran Pasar Malam Sekaten Yogyakarta 2022 kembali digelar
TRIBUNJOGJA.COM - Setalah 2 tahun absen karena pandemi covid-19, gelaran Pasar Malam Sekaten Yogyakarta 2022 kembali digelar.
Namun, Pasar Malam Sekaten Yogyakarta 2022 tak digelar di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta seperti yang sudah-sudah.
Pasar Malam Sekaten Yogyakarta 2022 bakal digelar di bekas Kampus Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Kerjasama di Jalan Parangtritis, Yogyakarta.
Nantinya, alun-alun utara hanya digunakan untuk upacara Sekaten saja.
"Untuk di Yogyakarta itu, kami adakan di tempat lain pasar malamnya, enggak lagi di alun-alun. Untuk yang di alun-alun itu hanya digunakan untuk upacara Sekatennya saja," kata Carik Kawedanan Radya Kartiyasa Keraton Yogyakarta, Siti Amirul Nur Sundari dikutip dari Kompas.com, Senin (29/08/2022).
Dikutip dari situs Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, sekaten adalah upacara tradisional yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Upacara ini biasanya dilakukan setahun sekali, setiap tanggal 5-11 Rabi'ul Awal, atau dalam kalender Jawa disebut bulan Mulud.
Upacara akan ditutup dengan penyelenggaraan upacara Grebeg Mulud.
Salah satu kegiatan dalam rangkaian Sekaten adalah pasar malam, yang digelar sebagai pelengkap atau pemeriah upacara yang biasa berlangsung selama satu minggu penuh itu.
Karena pasar malam dinilai bukan bagian dari upacara Sekaten, maka tidak lagi diselenggarakan di Alun-alun Utara Yogyakarta lagi.
"(Pasar malamnya) bukan jadi bagian dari sekaten itu sendiri, makanya sekarang (lokasinya) dipindahkan ke bekas Sekolah Tinggi Ekonomi di daerah Parangtritis," jelas Amirul.
Bukan bagian dari Sekaten
Dikutip dari Kompas.com (03/10/2019), meskipun pasar malam kerap diselenggarakan selama perayaan Sekaten, namun kegiatan tersebut dinilai bukan bagian dari Sekaten.
"Kami coba untuk mengembalikan semangat Sekaten awal mumpung (ada) kesempatan," ujar Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KPH Notonegoro, seperti dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, penyelenggaraan pasar malam juga dinilai kerap merusak alun-alun. Misalnya,rumput menjadi habis dan tempat menjadi kotor.