Berita Jogja Hari Ini
Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Pelaku Ekraf Kelola Keuangan di Era VUCA
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk mengelola keuangan.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatama Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk mengelola keuangan.
Ia menyebut potensi ekraf Indonesia yang paling besar adalah kuliner dengan persentase 41,5 persen, kriya sebesar 17,7 persen, dan fesyen 15 persen.
Menurut dia, adanya inflasi yang terjadi juga berdampak pada pelaku ekraf.
Baca juga: Pura-pura Tanya Alamat, Seorang Buruh Harian Lepas Curi Ponsel Warga di Kulon Progo
Hal itu disampaikan saat menghadiri pelatihan pengelolaan keuangan oleh Bank Infaq di Ayam Goreng Rempah Prambanan, Selasa (30/08/2022) petang.
"Persentase kuliner paling besar, dan tergantung pada harga pangan, sehingga harus bisa mengelola keuangan dengan baik, melakukan penghematan, dan bagaimana caranya tetap bertahan dan berkembang," katanya.
Ia mengungkapkan saat ini pelaku ekraf berada di era VUCA yang merupakan akronim dari Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (gejolak, ketidakpastian, kompleks, dan ambigu).
"Hidup itu nggak mungkin diem aja, ada gonjang-ganjing. Tidak pasti, bisa profit bisa los. Bahwa dalam keuangan ini sangat kompleks, banyak keputusan yang harus kita ambil dalam situasi abu-abu. Tapi kita harus berani mengambil keputusan, keputusan itu akan diambil kalau kita mememiliki pengetahuan keuangan yang baik," ungkapnya.
"Saat ini VUCA ada di tengah-tengah kita, salah satunya inflasi. Harga pokok naik, oleh karena itu caranya kita harus bisa mengelola keuangan dengan baik, apalagi yang punya usaha. Karena semua berubah," sambungnya.
Saat ini, lanjut Sandiaga, pemerintah sedang menghitung dengan cermat dan hati-hati terkait keputusan menaikkan harga BBM.
Pasalnya saat ini masyarakat sudah merasakan dampak kenaikan harga pangan.
Jika tidak disubsidi harga Pertalite di Indonesia bisa mencapai Rp 15 ribu.
Pemerintah kini tengah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang penghasilannya di bawah Rp 3-5 juta.
Baca juga: Pilpres 2024: Komentar PKB Soal Agenda Pertemuan Prabowo Subianto dan Puan Maharani
"Mudah-mudahan kita bisa saling bergandeng tangan, jangan saling salah-menyalahkan, kita hadapi gejolak VUCA ini," lanjutnya.
Menurut World Economic Forum, indeks pariwisata Indonesia meningkat menjadi rangking 32 dalam dua tahun terakhir, mengalahkan Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Ia juga menyampaikan ekonomi kreatif Indonesia masuk 3 besar dunia.
"Kita menghadapi Amerika dengan Holywood, dan Korea dengan kpop dan drakor. Ibu-ibu di sini kan mencintai produk-produk Indonesia. Jadilah rojali alias rombongan jadi beli. Jangan jadi rohali atau rombongan hanya lihat-lihat. Jangan jadi rohaya juga, rombongan hanya nanya-nanya. Ini yang harus kita dorong, beli produk Indonesia," ujarnya. (maw)
4 Warga Jogja Dicokok Satpol PP Karena Buang Sampah Sembarangan, Ini Respons Forpi |
![]() |
---|
DPRD dan Pemda DIY Bahas Program Penyaluran Bansos Seumur Hidup |
![]() |
---|
Paguyuban Lurah dan Pamong Nayantaka se-DIY Minta Masa Jabatan Sampai Usia 60 Tahun |
![]() |
---|
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Selatan Terjadi Pada 26-27 Januari 2023 |
![]() |
---|
Pelaku Tabrak Lari di Yogyakarta Tak Berkutik Saat Polisi Tunjukkan Rekaman CCTV dan Barang Bukti |
![]() |
---|