Perang Rusia Ukraina

Kehilangan Pasokan Gas Rusia, Eropa Bisa Runtuh Mulai Musim Dingin Tahun Ini

Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto memperingatkan Eropa bisa runtuh sistemik karena kehilangan sumber pasokan energi gas dari Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
AFP PHOTO/NIKOLAY DOYCHINOV
Aktivis Greenpeace memegang spanduk bertuliskan 'Museum' dan model kardus museum di depan PLTU Republika selama protes menyerukan penghentian penggunaan batu bara di kota Pernik, di Bulgaria, pada 13 Oktober 2019. Saat ini negara-negara di Eropa mulai menghidupkan kembali PLTU Batu Bara setelah Rusia memangkas pasokan gas. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi krisis energi 

CEO Shell Ben van Beurden mengatakan pada konferensi pers pada Senin, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.

“Saya tidak berpikir krisis ini akan terbatas hanya pada satu musim dingin. Mungkin saja kita akan mengalami sejumlah musim dingin di mana kita harus menemukan solusi,” kata van Beurden.

Kepala eksekutif itu menunjukkan Eropa akan tetap berada di bawah tekanan karena mengambil langkah-langkah untuk menghapus pasokan gas Rusia pada 2027.

“Jika tidak ada pasokan gas Rusia sama sekali… kehidupan akan sangat sulit,” kata van Beurden, menambahkan, “Kita semua harus sangat berhati-hati dan bertanggung jawab dalam hal itu.”

Menurut CEO Shell, harapan penyelesaian cepat terhadap krisis energi Eropa adalah fantasi yang harus kita kesampingkan.

Kontrak berjangka gas dan listrik Eropa meroket ke rekor tertinggi minggu lalu, dengan harga mencapai sekitar 10 kali di atas level di mana mereka berada tahun lalu.

Reli tersebut mengikuti pengumuman raksasa energi Rusia Gazprom tentang penutupan yang akan datang karena pemeliharaan satu-satunya turbin operasional di pipa Nord Stream 1.

Transit gas melalui rute tersebut akan ditangguhkan sepenuhnya mulai 31 Agustus hingga 2 September.

Harga spot gas alam di Eropa terus meningkat dengan kontrak berjangka September di hub TTF di Belanda melonjak hampir $3.500 per seribu meter kubik pada hari Jumat, menurut data di bursa ICE London.

Harga telah mencapai level tertinggi sejak Maret. Sementara itu, negara-negara Eropa berusaha mengisi fasilitas penyimpanan gas jelang musim panas.

Pekerjaan pemeliharaan yang tidak terjadwal memperburuk risiko resesi dan kekurangan energi musim dingin di seluruh benua.

Sejak akhir Juli, pipa gas Nord Stream 1 telah digunakan pada 20 persen dari kapasitas penuhnya karena penutupan beberapa turbin gas.

Salah satunya dikirim ke Montreal untuk diperbaiki dan terjebak di sana karena sanksi Kanada terhadap Rusia atas konflik di Ukraina.(Tribunjogja.com/Sputniknews/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved