Perang Rusia Ukraina
Boris Johnson di Kiev, Minta Ukraina Tolak Negosiasi Apapun dengan Rusia
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson muncul di Kiev Ukraina, mengumumkan bantuan baru persenjataan ke Ukraina.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, KIEV - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang akan segera mengakhiri jabatannya, menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan Ukraina di Kiev, Rabu (24/8/2022).
Ini menjadi kunjungan ketiganya ke kota itu sejak dimulainya kampanye militer Rusia pada Februari 2022.
BoJo, sebutan populernya, mendesak Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengabaikan seruan untuk negosiasi. Johnson menyebutkan ada bantuan senjata baru senilai $63 juta untuk Ukraina.
Setelah tur pers melalui jalan-jalan di Kiev, Johnson muncul dalam konferensi pers bersama dengan Zelensky.
Baca juga: Pakar Konflik Sebut Eropa Diam-diam Kurangi Dukungan ke Ukraina
Baca juga: Menhan Sergey Shoigu Akui Rusia Perlambat Operasi Tempur di Ukraina
Baca juga: Rusia Buru Dua Tokoh Neo Nazi Azov Ukraina, Tawarkan Hadiah Satu Juta Rubel
Politisi berambut acak-acakan itu terus mendesak pemimpin Ukraina untuk tidak bernegosiasi dengan Rusia.
Meskipun tidak jelas rencana spesifik mana yang dimaksud Johnson, para pejabat Inggris telah secara terbuka meminta Kiev untuk tidak melakukan pembicaraan apapun dengan Moskow.
“Inggris Raya bersama Anda dan akan bersama Anda selama berhari-hari dan berbulan-bulan ke depan, dan Anda bisa dan akan menang,” kata Johnson kepada Zelensky.
Johnson juga menggunakan penampilannya di Kiev untuk mengumumkan paket baru bantuan militer ke Ukraina senilai £54 juta ($63 juta).
Menurut siaran pers Downing Street, paket tersebut akan mencakup drone bunuh diri – dan 850 drone mikro Black Hornet – helikopter seukuran ponsel yang memberikan umpan balik video dan foto ke operator mereka.
Secara total, Inggris telah memberikan Ukraina lebih dari £ 2,3 miliar ($ 2,7 miliar) bantuan militer sejak Februari, dan saat ini melatih rekrutmen militer Ukraina di tanah Inggris.
Program pelatihan diumumkan oleh Inggris bulan lalu, tak lama setelah Zelensky mengakui militernya kehilangan antara 100 dan 200 tentara per hari.
24 Agustus menandai enam bulan sejak operasi militer Rusia di Ukraina dimulai, dan 31 tahun sejak Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet.
Di Washington, Presiden AS Joe Biden menggunakan hari itu untuk mengumumkan paket senjata baru senilai hampir $3 miliar, tahap senjata AS terbesar untuk Ukraina hingga saat ini.
Bagi Johnson, perjalanan ke Kiev akan menjadi yang terakhir sebagai perdana menteri. Johnson akan meninggalkan kantor dalam dua minggu, setelah mengundurkan diri pada Juli di tengah berbagai skandal.
Sambil menunggu hasil pemungutan suara Partai Konservatif, ia akan digantikan oleh Menteri Luar Negeri Liz Truss – lawan garis keras Rusia yang telah berjanji untuk menjadi “teman terbaik” Ukraina.
Mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak juga berpeluang terpilih. Sunak berjanji kepada Kiev Inggris akan tetap menjadi sekutu terkuat Ukraina.
Di Washington, Presiden Biden mengumumkan paket baru bantuan militer AS ke Ukraina yang nilainya $ 2,98 miliar.
Dalam pengumuman yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Ukraina, Biden mengatakan AS membayangkan Kiev terus berjuang untuk beberapa waktu mendatang.
Menurut pernyataan Gedung Putih, Ukraina akan menerima sistem pertahanan udara, sistem artileri dan amunisi, sistem udara tak berawak kontra, dan radar untuk memastikannya dapat terus mempertahankan diri dalam jangka panjang.
Pada Selasa, para pejabat AS mengatakan kepada Associated Press, Reuters dan CBS paket tersebut akan mencakup setidaknya tiga sistem drone yang berbeda.
Antara lain drone Puma yang diluncurkan lewat tangan, kendaraan pengintai ScanEagle jarak jauh, serta Vampire buatan Inggris.
Merujuk hari kemerdekaan Ukraina, yang merayakan perpisahannya dari Uni Soviet pada 1991, Biden menegaskan Ukraina tetap menjadi negara berdaulat dan merdeka.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Selasa menegaskan blok militer itu akan mendukung Kiev selama yang dibutuhkan.
Namun, beberapa media AS melaporkan pada Selasa isi paket bantuan senjata terbaru tidak mencapai medan perang selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Membiayai militer Ukraina telah menjadi upaya yang mahal bagi AS. Pemerintahan Biden sejauh ini telah memberikan lebih dari $54 miliar bantuan militer dan ekonomi ke Kiev sejak Februari.
Sementara itu di Ukraina, Rusia terus maju ke posisi Ukraina di selatan negara itu dan di perbatasan Republik Donetsk dan Lugansk.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)
