Berita Bisnis Terkini

Tingkat Inflasi Kota Yogya Lampaui Nasional, Pemkot Yogya Canangkan Strategi Jangka Panjang

Tingkat inflasi di Kota Yogyakarta dominan dipengaruhi indeks harga konsumen kelompok makanan, minuman, dan tembakau. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
Pixabay.com / Gerd Altmann
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Berdasarkan data per Juli 2022, tingkat inflasi Kota Yogyakarta telah mencapai 5,7 persen year on year (yoy).

Angka itu, sekaligus melampaui tingkat inflasi nasional yang bertahan di 4,94 persen yoy.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta , Sumadi, mengungkapkan, meski pandemi Covid-19 mulai melandai, namun ekonomi global masih mengalami rangkaian gejolak yang diyakini sangat mempengaruhi inflasi hingga ke level daerah.

Ia pun memaparkan, tingkat inflasi di Kota Yogyakarta dominan dipengaruhi indeks harga konsumen kelompok makanan, minuman, dan tembakau. 

Baca juga: Pengamat Ekonomi DIY Sebut Peluncuran Uang Baru Tidak Berdampak pada Inflasi

Termasuk, terjadinya kelangkaan, maupun kenaikan harga minyak goreng tempo hari.

"Beberapa bulan lalu, harga barang bahan pokok banyak terkendala pasokan, bagaimana kita mengatasi persoalan-persoalan ini. Jadi, dibutuhkan kerja sama antar daerah dan antarpemangku kepentingan," katanya, Jumat (19/8/2022).

Dijelaskannya, Pemkot Yogyakarta pun sebenarnya sudah menetapkan Keputusan Wali Kota Nomor 69 Tahun 2022 tentang peta jalan pengendalian inflasi daerah tahun 2022-2024.

Di situ, termuat pula strategi kunci 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

"Nah, empat strategi itu, harua bisa dijabarkan di dalam program kegiatan yang mendukung pengendalian inflasi di perangkat daerah Pemkot Yogyakarta ," terangnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, menambahkan, pihaknya telah mendorong Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), untuk membuat kebijakan secara jangka panjang, dengan mengacu riset dari Bank Indonesia.

Baca juga: Ekonomi Gunungkidul Mulai Pulih, Inflasi Tinggi Perlu Diwaspadai

"Ya, itu dijadikan dasar dalam menyiapkan peta jalan pengendalian inflasi daerah jangka panjang. Misalnya perilaku mahasiswa yang indekos yang bisa mempengaruhi inflasi dan kebutuhan wisatawan," tandasnya.

"Kelompok masyarakat di Kota Yogya kan beragam dan ada tambahan dari mahasiswa luar daerah, hingga wisatawan yang datang. Tentunya, perilaku konsumsi mereka berbeda-beda dan perlu kajian menyeluruh,"  lanjut Aman.

Selain itu, Sekda juga memberikan catatan dan perhatian terkait pemantauan inflasi berkaitan dengan harga komiditi di pasaran.

 Sebagai kota konsumen, ketersediaan stok dan stabilitas harga jadi faktor penting dalam pengendalian inflasi.

"Makanya, kebijakan untuk kelancaran distribusi, kerja sama dengan aparat hukum, sumber-sumber produksi ini penting, seperti bahan pangan dan pabrikan," katanya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved