Berita Bisnis Terkini
Ekonomi Gunungkidul Mulai Pulih, Inflasi Tinggi Perlu Diwaspadai
Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Gunungkidul mencatat ekonomi daerah ini tumbuh sebesar 5,22 persen di 2021 ini.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Gunungkidul mencatat ekonomi daerah ini tumbuh sebesar 5,22 persen di 2021 ini.
Pertumbuhan ini disebut tertinggi kedua di DIY, setelah Sleman.
Kepala BPS Gunungkidul Rintang Awan Eltribakti mengatakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan ini juga perlu memperhatikan tingkat inflasi.
"Harus ada inflasi yang optimal, jangan terlalu rendah atau terlalu tinggi," kata Eltri saat jumpa pers di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSTP) Gunungkidul , Jumat (08/04/2022).
Baca juga: BPS Laporkan Ekonomi Gunungkidul Tumbuh 5,22 Persen di 2021, Kontribusi Terbesar dari Pariwisata
Menurutnya, jika inflasi terlalu tinggi, maka akan memberatkan masyarakat.
Satu di antaranya yang terjadi saat ini, di mana harga barang kebutuhan mengalami kenaikan karena tingginya permintaan.
Sedangkan jika inflasi terlalu rendah, maka pengusaha yang akan berat karena berkaitan dengan produktivitas.
Itu sebabnya, Eltri menyarankan pemerintah daerah harus menjaga kondisi tersebut.
"Jadi harus dikendalikan agar seimbang dan tetap optimal," ujarnya.
Eltri mengatakan pemerintah sudah berupaya agar inflasi tidak memberatkan kedua pihak, terutama masyarakat.
Upaya itu berupa bantuan sosial (bansos) yang terus digelontorkan bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19 .
Ia pun secara khusus menyarankan Pemkab Gunungkidul memaksimalkan produk lokal.
Sebab bisa mengurangi ketergantungan terhadap barang dari luar.
Baca juga: Buruh di Gunungkidul Berpeluang Menerima BSU 2022
Apalagi kebutuhan Gunungkidul akan produk dari luar daerah terbilang tinggi.
Berdasarkan kajian BPS , sektor impor mendominasi komponen pengeluaran struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), yaitu 66,82 persen.