Tol Yogyakarta Bawen
Pembangunan Berjalan, Masih Ada Warga Seyegan Sleman Terdampak Tol Yogya-Bawen Belum Pindah
Pembangunan jalan Tol Yogya-Bawen seksi 1, junction Sleman sampai Banyurejo, memasuki tahap konstruksi dengan progres ditargetkan bisa mencapai 18
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pembangunan jalan Tol Yogya-Bawen seksi 1, junction Sleman sampai Banyurejo, memasuki tahap konstruksi dengan progres ditargetkan bisa mencapai 18 persen di akhir tahun ini.
Di tengah pengerjaan yang terus berjalan, di Seyegan, masih ada sejumlah warga terdampak jalan tol yang belum pindah.
Panewu Seyegan, Yakti Yudanto menyampaikan, beberapa warga terdampak jalan tol di Seyegan belum pindah karena belum menemukan tempat tinggal baru ataupun sedang menunggu rumah baru selesai dibangun.
Baca juga: Bupati Halim Doakan Transmigran Asal Bantul Sukses di Luwu Timur
Karena itu, sembari menunggu tempat tinggal baru, warga mengajukan permohonan perpanjangan masa tinggal.
"Kalau di lapangan, sekarang ada yang masih belum pindah, kalau saya ya karena mereka belum bisa menemukan tempat tinggal baru. Sebentar lagi mungkin. Akhir Agustus dijadwalkan sudah selesai (pindah)," kata dia, Jumat (19/8/2022).
Pantauan di Seyegan, satu di antara rumah warga yang belum pindah ada di Margokaton.
Di sekitar lokasi ini, pembangunan jalan Tol Yogya-Bawen telah memasuki tahap pembersihan lahan (landclearing).
Sejumlah alat berat dikerahkan.
Sekadar informasi, sebanyak 427 warga di Seyegan yang lahannya terdampak proyek pembangunan Jalan Tol Yogya-Bawen sudah menerima Uang Ganti Rugi (UGR).
Selain menunggu semua warga pindah, Yakti menyampaikan, bagi warga yang memiliki lahan pertanian dan sudah dibayar tol supaya tidak lagi menanam di lahan tersebut.
Beberapa warga, diakui dia, sempat meminta agar diperbolehkan kembali menanam sembari menunggu proses landclearing rampung.
"Tapi nanti kan akan menjadi masalah ketika ternyata lahan yang digunakan itu sudah ditanami dan mau diminta oleh pihak tol. Malah sayang. Kemarin sudah disampaikan, tidak boleh ditanami dulu," kata dia.
Diketahui, sebagian lahan terdampak jalan tol yang ada di Kapanewon Seyegan berdekatan di Selokan Mataram.
Di mana desain kontruksi jalan tol di sekitar Selokan ini telah dikaji ulang dengan penambahan lahan sekitar 18,8 hektare.
Yakti belum mengetahui secara pasti, berapa luasan lahan warga Seyegan yang terdampak penambahan lahan di sekitar Selokan Mataram.
Sebab, prosesnya masih dalam tahap sosialisasi.
Sejauh ini, kata dia, banyak warga Seyegan mendukung dan berharap lahannya kena tol dengan adanya penambahan lahan sekitar Selokan Mataram.
Bahkan, ada yang mengaku nanggung jika lahannya yang terdampak cuma sedikit dan ingin dibeli sekalian sama pihak tol.
"Kalau semua minta begitu, nanti IPL jadi beda. Nggak rampung-rampung. Kita kan hanya mengikuti IPL dari Gubernur. Kita juga melaksanakan IPL dari Gubernur untuk ke warga. Memang banyak warga yang minta, tapi nanti kan IPL nya berubah," terang dia.
Baca juga: BREAKING NEWS : Seorang Pria Tertabrak Kereta Api di Sleman, Sengaja Jalan di Tengah Rel
Direktur Utama PT Jasamarga Jogja-Bawen (JJB) Dwi Winarso mengatakan, tenggat waktu yang diberikan kepada warga tidak ada kepastian kapan sekian lamanya.
Namun, pada prinsipnya adalah apabila lahan yang sudah dibebaskan lalu akan digunakan untuk membangun jalan tol maka masyarakat sudah tidak berada di lokasi.
"Tidak kemudian dipastikan sekian lama harus pindah, tidak. Itu kan perlu proses ya. Kami juga perlu komunikasi, persiapan dan sebagainya. Wilayahnya ini di penyedia jasa pelaksana pekerjaan. Harapannya sih sesegera mungkin, begitu lahan bebas sesegera mungkin bisa pindah," kata dia. (*/rif)