Konflik China AS
Menhan China : Kami Berani dan Siap Mengalahkan Setiap Penyusup
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menyataka tekad militernya siap dan berani mengalahkan setiap penyusup yang ingin masuk negara mereka.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRBUNJOGJA.COM, MOSKOW – Konsul Negara dan Menteri Pertahanan China, Wei Fenghe, menyatakan militer China percaya diri dan berani mengalahkan setiap penyusup.
Wei menekankan tekad yang teguh, kemauan yang kuat dan kemampuan yang kuat untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas territorial negaranya.
Pernyataan Wei Fenghe disampaikan saat ia tampil daring sebagai pembicara di Konferensi X Moskow tentag Keamanan Internasional di Moskow, Selasa (16/8/2022).
Baca juga: Militer China Kembali Gelar Latihan Besar di Dekat Taiwan
Baca juga: Analis China Anggap Washington Salah Kalkulasi Terkait Konflik China Taiwan
Baca juga: China Petik Manfaat Geopolitik Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan
Kata-kata Wei menegaskan posisi China menyusul lawatan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, disusul rombongan anggota parlemen arat ke Taiwan.
Manuver politik itu oleh China dianggap provokasi, dan sangat menghina prinsip Satu China. Beijing menggelar latihan perang besar-besaran di tengah provokasi itu.
"China mencintai dan membela perdamaian, dan pada saat yang sama dengan tegas menjunjung tinggi kepentingan nasionalnya,” kata Wei.
“Sama sekali tidak ada akhir yang baik untuk kemerdekaan Taiwan dan campur tangan ekuatan eksternal tidak akan pernah berhasil," lamnjut Wei.
Komando Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pada Senin menyelenggarakan patroli kesiapan tempur gabungan multi-unit dan latihan tembakan langsung di wilayah laut dan wilayah udara di sekitar pulau Taiwan.
Latihan penembakan dilakukan setelah lima anggota parlemen AS mengunjungi pulau Taiwan hanya 12 hari setelah kunjungan Ketua AS DPR Nancy Pelosi ke Taipei.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengklaim tanggapan China terhadap kunjungan damai itu sama sekali tidak perlu dan reaksinya dianggap berlebihan.
Salah satu komandan militer top Inggris Jim Hockenhull sebelumnya menuduh China melakukan tindakan eskalasi yang tidak berguna terhadap Taiwan.
Dikutip The Times, Hockenhull mengatakan tidak ada yang aneh dengan perjalanan Pelosi ke pulau itu, tetapi tanggapan China benar-benar tidak proporsional.
China menuntut AS untuk menghormati komitmen kebijakan Satu China. Sebaliknya, Washington mengatakan tetap menghormati prinsip itu, namun menganggap tidak ada yang salah ke Taiwan.
Pada forum yang sama di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan manuver Amerika mengenai Taiwan adalah provokasi yang direncanakan hati-hati.
Menurut Putin, itu langkah disengaja untuk mengacaukan kawasan dan mengalihkan masalah domestiknya.
Sekarang AS bertekad untuk memprovokasi kepentingan inti Tiongkok, sebagai langkah strategis menghentikan meluasnya pengaruh China di dunia.
Lü Xiang, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan kepada Global Times, AS memperlakukan pulau Taiwan sebagai entitas politik.
AS khawatir jika tidak mempertahankan kebijakannya di Taiwan, dominasinya di Pasifik barat dan aliansinya dengan Jepang dan Korea Selatan akan goyah.
Bonnie Glaser, Direktur Program Asia di German Marshall Fund AS, dikutip The New York Times mengatakan delegasi Kongres AS lainnya diperkirakan akan mengunjungi Taiwan sebelum akhir bulan ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan China mengambil tindakan tegas untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Kantor tinggi China untuk urusan Taiwan mengumumkan tindakan hukuman baru pada separatis "kemerdekaan Taiwan".
Sanksi itu meliputi larangan mereka dan anggota keluarganya memasuki daratan China, SAR Hong Kong dan Makau.
Hubungan institusi afiliasi mereka dengan organisasi dan individu yang relevan di daratan China juga dikurangi.
Selain latihan militer, Wu Xinbo, Dekan Institut Studi Internasional di Universitas Fudan, mengatakan kepada Global Times, China akan bersikap tegas ke siapapun yang berkunjung ke Taiwan.
Siapapun anggota parlemen Amerika atau Inggris, selama mereka mengunjungi pulau Taiwan sebagai anggota parlemen, China dapat menambahkan mereka ke daftar sanksi.
Lü mengatakan apa yang harus diwaspadai AS bukanlah apa yang telah dilakukan China, tetapi apa yang tidak dilakukan China.
Ketegangan yang diprakarsai AS di Selat Taiwan secara langsung maupun tak langsung memicu kekhawatiran negara-negara awasan.
Asia memiliki potensi pembangunan terbesar dan telah lama menikmati stabilitas regional, yang semuanya akan hancur jika China dan AS terlibat konflik.
Tetapi politisi AS kehilangan akal sehat mereka, dan bahaya nyata terletak pada meremehkan tekad China dan kesalahan perhitungan konsekuensi yang disebabkan oleh provokasi mereka.(Tribunjogja.com/GlobalTimes/xna)