Suporter PSS Sleman Meninggal
Ucapan Duka Cita Untuk Tri Fajar Firmansyah, Netizen: Tak Ada Sepakbola yang Sebanding Dengan Nyawa
Ucapan duka cita terus membanjiri media sosial pasca-meninggalnya seorang suporter PSS Sleman Try Fajar Firmansyah.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Saat kejadian pengeroyokan, Fajar apes. Padahal, niat hatinya hanya ingin menemani kawan jukir, malah dia menjadi korban aniaya.
“Fajar itu memang dikenal baik. Kenapa dia mau jaga kampung? Karena dari kasus sebelumnya, rombongan itu masuk ke kampung, ngelemparin orang sini,” tutur Amin.
Kisah itu dibenarkan oleh Taufiq, teman Fajar yang merupakan warga setempat.
Sebelumnya, pernah ada kasus rombongan suporter bola yang masuk ke perkampungan dan melempar batu ke rumah dan orang-orang yang ada di kampung.
“Kalau yang rusuh sebelumnya ditangkap Provos AU. Ini kemarin untung gak masuk kampung,” tambahnya menimpali.
Amin dan Taufiq mengira-ngira, setidaknya ada 50 motor rombongan berboncengan yang melintas di Jalan Adisucipto, berbatasan langsung dengan daerah Tambakbayan.
“Nah, Fajar itu inginnya memantau, biar tidak terjadi kayak sebelumnya, biar rombongan gak masuk ke kampung. Kadang dari sana masuk gitu ke kampung dan lemparin batu,” tutur Amin lagi.
Saat itu, Fajar dan Imam hanya berdua berada di area parkir sebelah timur Mirota Babarsari.
“Ya mungkin memang sudah jalannya. Fajar itu orang baik betul. Gak aneh-aneh dia, gak ikut tawuran tapi malah jadi korban,” papar Amin.
Setelah insiden pengeroyokan, Taufiq segera dihubungi kawan-kawannya untuk menjenguk Imam dan Fajar di masing-masing rumah sakit.
Imam berada di Rumah Sakit Islam Yogyakarta (RSIY) PDHI. Sedangkan, Fajar sudah ada di RSPAU Dr S Hardjolukito.
“Kami bagi dua tempat, ada yang jaga Fajar, ada yang jaga mas Imam. Kami kondisikan masing-masing dulu. Mas Imam itu juga orang Tambakbayan, belakang Atma (UAJY),” timpal Taufiq.
Usut tuntas
Amin dan Taufiq tak berharap banyak. Namun, jika pun boleh meminta, mereka ingin kasus ini diselesaikan dengan tuntas.
Pengeroyok harus dihukum setimpal karena sudah menghilangkan nyawa pemuda yang tak bersalah.
Fajar adalah anak terakhir. Dua kakaknya juga tinggal di daerah Tambakbayan dan tentu, menjadi anak kesayangan orang tua.
“Kita berharap kasus ini naik. Jangan kayak sebelumnya, berhenti di tengah jalan, tidak ada perkembangan. Harus tuntas diselesaikan,” ucap Amin.
Fajar harus menjadi korban pertama dan terakhir dari bentrok antarsuporter sepakbola.
Tidak ada olahraga yang sangat bernilai hingga menghilangkan nyawa penggemar setianya. (Tim Tribunjogja)