Suporter PSS Sleman Meninggal

Ucapan Duka Cita Untuk Tri Fajar Firmansyah, Netizen: Tak Ada Sepakbola yang Sebanding Dengan Nyawa

Ucapan duka cita terus membanjiri media sosial pasca-meninggalnya seorang suporter PSS Sleman Try Fajar Firmansyah.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Twitter/@cornerside2
Ucapan duka cita atas meninggalnya suporter PSS Sleman Tri Fajar Firmansyah di Twitter 

Diketahui, jika korban adalah salah satu anggota dari komunitas yang bernaung di bawah BCS, yakni BTCY.

Selain itu Vikar mewakili BCS berharap agar pelaku yang menyebabkan rekannya kehilangan nyawa dapat diproses segera hukum yang ada.

"Semoga pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku, soalnya bukti jelas," tegasnya.

Dengan meninggalnya satu suporter PSS Sleman ini, menambah catatan panjang suporter sepakbola Tanah Air yang meninggal.

Duka Dusun Glendongan

Kepedihan terasa di tengah dinginnya malam di Dusun Glendongan, Padukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Seorang warga setempat, Tri Fajar Firmansyah (23) meninggal dunia akibat dianiaya oleh sekelompok orang saat terjadinya kericuhan antarsuporter pada 25 Juli 2022 lalu.

Fajar, begitu ia kerap disapa, sempat mengalami kritis. Kepala belakangnya mengalami luka akibat benda tumpul, menurut keterangan polisi.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Fajar yang merupakan suporter klub PSS Sleman itu dilarikan ke RSPAU Dr S Hardjolukito.

Nasib tidak ada yang tahu, 8 hari di rumah sakit, Fajar meninggalkan dunia selama-lamanya.

“Fajar itu tidak ikut tawuran ya. Dia memang menemani juru parkir (jukir) di Mirota Babarsari itu, mas Imam,” kata Amin, seorang tetangga yang juga teman dekat Fajar kepada Tribunjogja.com, Selasa (2/8/2022) malam.

Amin, meski berusia lebih tua, sudah mengenal Fajar sejak kecil. Mereka tumbuh bersama di Dusun Glendongan itu.

Maka, kematian Fajar cukup membuatnya kaget, karena kurang lebih tiga puluh menit sebelum dianiaya, mendiang masih bertemu dengan Amin.

“Papasan saja di jalan. Saya tanya, mau kemana, dari mana. Alasan dia mau ke daerah itu karena mau jaga biar rombongan (suporter) tidak masuk ke kampung,” ceritanya detail.

Pekerjaan Fajar yang sebenarnya adalah seorang mitra ojek online. Ia sering bekerja sampai malam, demi memenuhi kebutuhan pribadi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved