Konflik China Taiwan
Profil Kapal Induk USS Ronald Reagen yang Bergerak ke Dekat Taiwan
Kapal induk USS Ronald Reagen berpangkalan di Yokosuka, Kanagawa, Jepang. Ia beroperasi di Pasifik Barat sebagai bagian Armada VII AS.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Di akhir upacara pemakaman, komandan kapal saat itu, Kapten James Symonds, menyerahkan bendera yang menutupi peti mati mantan presiden kepada Ny Reagan atas permintaannya.
Ini juga merupakan bendera yang dikibarkan di atas Capitol Hill pada 20 Januari 1981, saat presiden dilantik.
Di kemudian hari, Kapten Symonds juga menyerahkan kepada Nyonya Reagan bendera yang berkibar di atas USS Ronald Reagan ketika mantan presiden meninggal.
Kapal Induk Bertenaga Nuklir
USS Ronald Reagan adalah kapal induk pertama dan kapal perang bertenaga nuklir pertama, jenis apa pun, yang dinamai untuk menghormati mantan presiden yang masih hidup.
Tidak seperti kebanyakan orang lain yang dihormati dengan dimasukkan dalam kelompok ini, Reagan tidak terkait Angkatan Laut Amerika Serikat, selain jabatannya sebagai Panglima Tertinggi.
Desain segel Ronald Reagan dibuat atas bantuan staf di Yayasan Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan.
Ada smbol tiga pesawat yang melambangkan tiga operasi militer besar yang diarahkan Presiden Reagen selama masa jabatannya.
Yaitu Operasi Urgent Fury (Grenada/1983), Operasi El Dorado Canyon (Libya/1986), dan Operasi Belalang Sembah (Iran/1988).
Warna merah, putih, dan biru mendominasi segel yang mencerminkan bendera Amerika. Tak terhitung lagi pelayaran yang dilakukan armada kapal induk USS Ronald Reagen.
Saat pelayaran perdana Juni 2006, USS Ronald Reagan dikawal dua kapal induk lain, USS Kitty Hawk dan USS Abraham Lincoln.
Kapal itu turut mendukung operasi militer AS di Irak dan Teluk Persia. Bertahun kemudian pada 2015, USS Ronald Reagan menggantikan kapal induk USS George Washington
Setelah patroli singkat di Pasifik, George Washington berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut San Diego bersama Ronald Reagan.
Pertukaran lambung terjadi selama sepuluh hari, di mana awak yang ditugaskan untuk setiap kapal induk berganti kapal.
Hal ini dilakukan untuk meminimalkan jumlah pelaut yang perlu pindah antara San Diego ke Jepang karena perubahan homeports dari dua operator.