Konflik Rusia Ukraina
Pertama Sejak Perang Ukraina, Menlu Rusia Lavrov dan Menlu AS Blinken Teleponan
Pertama kali sejak perang terjadi di Ukraina, Menlu Rusia Sergey Lavrov dan Menlu AS Anthony Blinken berbicara lewat telepon.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov melayani panggilan telepon Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken atas permintaan Washington, Jumat (29/7/2022).
Ini percakapan kedua diplomat top Moskow dan Washington sejak Rusia melancarkan serangan militernya ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Selain konflik Ukraina, mereka membahas kesepakatan ekspor gandum Ukraina, yang ditandatangani di Istanbul, Turki, pekan lalu.
Berikutnya, Sergey Lavrov mendengar proposal Blinken terkait pertukaran tahanan antara kedua negara.
Baca juga: Ukraina Bom Penjara di Donetsk, Tewaskan 50 Anggota Resimen Azov
Baca juga: Duta Besar Rusia untuk Indonesia : Demiliterisasi dan Denazifikasi
Tahanan yang dimaksud adalah pebasket Britney Griner dan Paul Whelan. Keduanya ditahan di Rusia. Griner ditahan karena narkoba.
Sedangkan Paul Whelan yang mantan Marinir AS, ditangkap atas tuduhan kegiatan mata-mata di Rusia.
Blinken mengatakan pada konferensi pers dia melakukan pembicaraan jujur dan langsung dengan Menteri Rusia.
Ia menegaskan, menekan Kremlin untuk menerima proposal substansial yang diajukan Washington untuk pembebasan Paul Whelan dan Brittney Griner.
Blinken tidak menyebut keduanya akan ditukar dengan siapa. Namun isu yang berkembang, keduanya akan ditukar Viktor Bout.
Pedagang senjata Rusia itu dijatuhi hukuman 25 tahun penjara oleh pengadilan federal Manhattan pada 2012.
Ia dituduh memberikan bantuan kepada organisasi teroris versi AS dan berkonspirasi untuk membunuh warga negara AS. Bout ditangkap di Thailand sebelum diekstradisi ke AS.
Moskow Belum Resmi Respon
Moskow belum mengkonfirmasi menerima proposal khusus tentang masalah ini dari AS dan sebaliknya mengatakan Lavrov mendesak AS kembali ke dialog professional.
Departemen Luar Negeri AS tidak mengungkapkan rincian apapun tentang "proposal substansial" dan belum menyebutkan nama Bout sejauh ini.
Menlu Lavrov juga mengatakan pengiriman senjata barat terus menerus ke Kiev hanya akan memperpanjang konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.