Konflik China Taiwan
Ini Perkiraan Skenario China Jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi Nekat Datang ke Taiwan
Ketua DPR AS Nancy Pelosi memulai tur Asia, dan berminat mampir ke Taiwan. China mempersiapkan skenario merespon kunjungan politik itu.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING – Lembaga pemikir top China mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi tetap nekat datang ke Taiwan.
Diskusi lembaga itu berlangsung berbarengan munculnya postingan yang trending di situs mikrobloging Weibo, Jumat (29/7/2022).
“Jangan bilang kami tidak memperingatkanmu.” Ini postingan pendek yang direspon positif ribuan pengguna Weibo (mirip Twitter).
Frasa itu merupakan peringatan klasik China yang digunakan People's Daily pada 1962 sebelum China dipaksa untuk berperang di perbatasan India.
Frasa sama juga muncul menjelang Perang China-Vietnam 1979. Kalimat ini juga digunakan di forum diskusi lembaga ‘think tank’ tingkat tinggi China.
Baca juga: Lewat Sambungan Telepon Selama 17 Menit, Xi Jinping Minta AS Tak Bermain Api Soal Konflik Taiwan
Baca juga: Jelang Tur Asia Nancy Pelosi China Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan
Baca juga: China Pamerkan Z-10, Helikopter Serang yang Perkuat Garnisun Militer Hongkong
Para analis memperingatkan opsi militer terbuka dan tindakan balasan komprehensif mulai dari ekonomi hingga diplomasi dari China, bisa terjadi.
Nancy Pelosi memulai tur Asia pada hari yang sama. Meski tidak dimasukkan ke daftar tujuan, Pelosi menunjukkan minatnya yang kuat berkunjung ke pulau itu.
Jika benar terjadi, Pelosi akan menjadi pejabat tinggi AS pertama yang mengunjungi Taipei, dan dianggap melanggar komitmen hubungan AS-China.
China menginginkan semua negara mengakui kebijakan satu China. Taiwan diklaim hanya provinsi bagian Republik Rakyat Tiongkok.
Pada Kamis malam, Presiden China Xi Jinping mengadakan percakapan telepon dengan Presiden AS Joe Biden.
Xi Jinping memperingatkan AS tentang keseriusan dan pentingnya menghormati komitmen posisi Taiwan di China.
"Opini publik tidak dapat ditentang. Mereka yang bermain api akan binasa karenanya. Diharapkan AS akan jernih tentang ini," kata Xi kepada Biden.
Serangkaian peringatan keras juga telah disampaikan berbagai kementerian dan departemen China.
Jalannya Diskusi Para Ahli China
Pada Jumat, Institute of Taiwan Studies in Chinese Academy of Social Sciences - think tank tingkat tertinggi - mengadakan forum Bersama para analis.
Mereka membahas dampak kunjungan Pelosi ke Taiwan yang bisa merusak hubungan China-AS, stabilitas lintas-selat, perdamaian regional dan global, dan tindakan balasan China.
Beberapa opsi yang terbuka dilakukan China antara lain mengirim jet tempur untuk mencegat pesawat yang ditumpangi Nancy Pelosi.
Kedua, menyatakan zona udara dan maritim di sekitar pulau Taiwan sebagai zona pembatasan untuk latihan militer.
Yang Mingjie, Kepala Institut Studi Taiwan di Akademi Ilmu Sosial China, mengemukakan tanggapan China akan sistematis dan tidak terbatas pada skala kecil.
Pelosi saat ini memimpin delegasi kongres untuk tur ke Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura.
Militer AS dilaporkan telah menyatakan keprihatinan keamanan atas Pelosi tetapi kemudian mengecilkan kekhawatiran China mungkin menembak jatuh pesawat Pelosi.
Militer AS akan meningkatkan pergerakan pasukan dan armadanya di kawasan Indo-Pasifik, terutama Laut China Selatan.
Munculnya frasa "yanzhen yidai" yang secara harfiah berarti "merampingkan formasi tentara untuk menunggu musuh", menunjukkan China telah siap menghadapi pertempuran atau tantangan apa pun.
Menurut Wang Yunfei, seorang ahli angkatan laut, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan Tentara Pembebasan Rapyat (PLA) begitu Pelosi terbang ke Taiwan.
Misalnya, jet tempur China dapat terbang bersama dan memantau pesawat yang diambil Pelosi dan terbang di atas bandara tempat pesawatnya mendarat di Taiwan.
PLA juga dapat menyatakan zona udara dan laut di sekitar pulau Taiwan sebagai zona terlarang untuk menahan pesawat Pelosi.
Jet tempur China juga dapat terbang melintasi pulau itu untuk memulai model baru untuk memerangi tindakan militer separatis di pulau itu.
Wang menggarisbawahi mengirim rudal di sekitar pulau Taiwan dan melakukan latihan militer juga merupakan pilihan lain.

Latihan Militer di Sekitar Taiwan
Analis militer juga mencatat PLA dapat melakukan latihan militer skala besar di sekitar pulau Taiwan, termasuk di perairan antara pulau Taiwan dan Jepang serta antara pulau Taiwan dan Guam.
Latihan PLA juga akan mencakup upaya bersama dari semua cabang layanan PLA, dengan semua elemen tempur termasuk peperangan elektronik, rudal dan serangan roket jarak jauh.
China juga bisa merebut keunggulan udara dan kontrol laut, pendaratan amfibi, serta anti-akses dan control untuk menolak campur tangan militer eksternal.
Perkembangan di lapangan, pemerintah Fujian telah mengumumkan, latihan tembak-menembak akan diadakan di perairan dekat Pingtan di Fuzhou, Fujian, China Timur.
Wilayahitu akan ditutup dari pukul 8 pagi sampai pukul 9 malam pada Sabtu. Kawasan Pingtan ini berjarak 125 kilometer dari Taiwan.
Selama forum diskusi di Beijing, banyak analis mencatat respons militer dari daratan China akan lebih besar dalam skala dan ditingkatkan dari yang selama krisis 1995-1996 di Selat Taiwan.
Menanggapi tokoh nasionalis Taiwan Lee Teng-hui ke AS, PLA saat itu melakukan serangkaian latihan militer dari Juli 1995 hingga Maret 1996 di perairan sekitar pulau Taiwan.
“China tidak cukup kuat selama krisis Selat Taiwan pada 1995-96, tetapi tidak ragu untuk mengambil tanggapan militer,” katanya.
Jawaban untuk situasi saat ini jelas berbeda, mengingat kekuatan politik, militer, dan ekonomi China saat ini.
“Jika ini dapat ditoleransi, apa tidak bisa?" kata Leng Bo, seorang ahli dari Institut Studi Taiwan di Akademi Ilmu Sosial China, mencatat kali ini respons militer akan lebih besar.
Latar belakang kunjungan Pelosi berbeda dengan krisis 1995-1996. Hubungan China-AS telah berubah, perbandingan kekuatan China dan AS telah berubah, dan Taiwan juga telah berubah.
Cara daratan merespon kunjungan Pelosi akan berbeda dan dapat membawa konsekuensi dan dampak yang lebih luas.
Hal ini disampaikan Wu Yongping, Direktur Institut Studi Taiwan, Universitas Tsinghua kepada Global Times.
Wu mencatat tindakan balasan Tiongkok daratan akan komprehensif dalam militer, diplomasi, ekonomi, dan opini publik.
Jika Pelosi bersikeras melakukan kunjungan, China dapat mengubah insiden itu menjadi peluang untuk mengendalikan situasi Selat Taiwan dan mendorong proses reunifikasi selangkah lebih maju.
Komunitas internasional juga melihat provokasi datang dari AS, dan tindakan apa pun yang akan dilakukan China adalah tekad mempertahankan kedaulatannya.
"Jika demikian, apakah Pelosi akan menyesal mengkatalisasi proses reunifikasi China?" tanya Wu.
Ungkapan "jangan katakan kami tidak memperingatkan Anda" juga telah sering disebut para analis di forum Jumat itu.
Pengalaman sejarah menunjukkan selama beberapa dekade, selama hubungan China dan AS berkembang baik, masalah Taiwan ditangani baik pula.
Jika AS menantang kepentingan inti China, tidak hanya hubungan China-AS akan bergejolak, itu akan berdampak negatif pada seluruh Asia-Pasifik, bahkan global.
Kerja sama bilateral antara China dan AS, terutama di bidang ekonomi, rantai pasokan global, energi dan ketahanan pangan penting untuk membantu memecahkan tantangan global.
Para analis sepakat, apa yang telah dan mungkin dilakukan Pelosi akan memiliki pengaruh negatif di bidang-bidang ini.(Tribunjogja.com/GlobalTimes/xna)