Berita Jogja Hari Ini
Keributan Suporter di Jogja, Berikut Pernyataan Sri Sultan HB X hingga Permintaan Maaf Walikota Solo
Rombongan suporter sepak bola yang terlibat gesekan di Sleman pada Senin (25/7/2022) lalu berujung panjang.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com - Rombongan suporter sepak bola yang terlibat gesekan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin (25/7/2022) lalu menjadi sorotan.
Keributan tersebut antara lain terjadi di Demangan, Tugu Yogyakarta, Pakuningratan, Jombor dan Janti.
Keributan terjadi saat oknum suporter Persis Solo melintas untuk menyaksikan laga kontra Dewa United di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Senin (25/7/2022).
Seperti diketahui, oknum suporter Persis Solo diduga melakukan provokasi di kawasan Tugu Yogyakarta bahkan sempat terjadi gesekan dengan warga di kawasan Jalan Gejayan.
Menanggapi hal itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyayangkan peristiwa kekerasan yang terjadi.
Terlebih belum lama ini juga terjadi tindak kekerasan yang melibatkan beberapa kelompok massa di kawasan Babarsari, Sleman. Peristiwa itu juga menimbulkan kerugian berupa sejumlah korban luka dan kerusakan.
"Kita baru diingatkan perkelahian yang lain (di Babarsari) kemarin, sekarang terjadi perkelahian yang lain juga. Kenapa yang selalu terjadi kekerasan fisik, alasannya apa?," kata Sultan saat dimintai tanggapan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, (26/7/2022).
Sultan mengaku tak mengetahui duduk perkara terjadinya kericuhan.
Raja Keraton Yogyakarta ini pun mempertanyakan ulah suporter Persis Solo yang melakukan tindak provokasi di depan Tugu Jogja.
Hal itu sangat disayangkan pasalnya masyarakat DI Yogyakarta dan Solo sebenarnya memiliki hubungan yang harmonis dan tidak memiliki permasalahan sama sekali.
"Apakah disebabkan karena berita di internet saya kan nggak tahu, jadi memangnya ada persoalan apa antara Yogya dan Solo? Kita tidak ada persoalan apa pun," tegas Sultan.
Lebih jauh, Sultan meminta kepada suporter sepak bola maupun masyarakat Yogyakarta untuk tak terprovokasi dan mengendalikan diri baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Caranya dengan tidak ikut melontarkan kalimat bernada ejekan dan provokasi di media sosial. Sultan yakin dengan begitu maka peristiwa kekerasan akan dapat terhindarkan.
"Kita tidak perlu meluangkan kalimat-kalimat yang tidak pantas di media sosial karena hanya menimbulkan hal yang tidak bermanfaat," terang Sultan.
Masyarakat harus membuktikan bahwa warga Yogya memiliki karakter yang ramah dan selalu menjaga etika maupun sopan santun dalam menyikapi hal.
"Saya selalu mengingatkan jangan melakukan kekerasan. Kita perlu membangun peradaban yang santun, bisa menghargai orang lain. Tapi kenapa selalu kekerasan yang terjadi," tandas Sultan.
"Mengapa tidak memilih kalimat yang bisa membangun rasa persaudaraan. Mengapa harus rasa kebencian yang selalu diutarakan, kan hanya akan menimbulkan persoalan fisik yang tidak menguntungkan semua pihak," sambungnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi meminta fans PSIM Yogyakarta atau Brajamusti tidak terprovokasi oleh ulah suporter klub sepak bola Persis Solo.
Hal ini untuk mencegah terjadinya peristiwa kericuhan dan membuat konflik menjadi berlarut-larut.
"Seperti yang disampaikan pak gubernur, berkaitan dengan suporter kemarin kami mengimbau suporter untuk saling menjaga jangan kita terprovokasi seperti kejadian kemarin," terang Sumadi, Senin (26/7/2022).
Sumadi menganggap upaya mediasi untuk mempertemukan kelompok yang bertikai belum diperlukan. Sebab, pihak kepolisian sedang mengusut adanya tindak pidana seperti provokasi kericuhan dan perusakan.
"Jadi teman-teman kami yang ada di Brajamusti khususnya untuk tidak menanggapi itu karena kalau menanggapi nanti ada hal-hal yang mungkin tidak baik. Kita menjadi orang yang berbudaya saja," terangnya.
"Saya kira teman-teman (kepolisian) sudah meneliti kok dari Solo kok menggok masuk kota," sambungnya.
Permintaan Maaf Gibran
Terpisah, Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Yogyakarta menyusul gesekan di sejumlah titik saat oknum suporter Persis Solo melintas saat hendak menyaksikan laga kontra Dewa United di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Senin (25/7/2022).
Seperti diketahui, oknum suporter Persis diduga melakukan provokasi di kawasan Tugu Yogyakarta bahkan sempat terjadi gesekan dengan warga di kawasan Jalan Gejayan.
"Yang jelas saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Warga Jogja yang mungkin kemarin tidak nyaman atas kejadian ini," kata Gibran dilansir Tribun Jogja dari laman Tribun Solo.
Ia pun mengaku siap bertanggung jawab penuh atas kerusakan yang diperbuat oleh para suporter. Gibran juga sudah melakukan komunikasi dengan manajemen Persis Solo.
"Kita sudah identifikasi ada beberapa tempat dan warung juga ada kerusakan, nanti jadi tanggung jawab kami. Yang jelas saya memohon maaf atas ketidaknyamanan ini," jelasnya.
Gibran menyayangkan terjadinya insiden tersebut, padahal sebelumnya sudah menyarankan para suporter untuk lewat di jalur Boyolali dan melarang lewat kota Jogja.
"Kemarin sebelum berangkat sudah kami sarankan untuk teman-teman garis keras Pasoepati, surakartans dan lain-lain lewatnya lewat Selo saja. Ini ada beberapa yang masuk ke Jogja dan itu tidak kami rekomendasikan lewat situ," jelasnya.
Dirinya juga sudah mengantongi nama oknum yang nekat lewat Jogja dan provokator.
"Sudah mengantongi pelaku dari kelompok mana, nanti ditindak yang berwajib," pungkasnya.
(*/era)
