Kunjungan Jokowi ke China
Ini 3 Megaproyek Infrastruktur Indonesia yang Dapat Kucuran Dana dari China
Sejumlah 14,2 persen utang luar negeri Indonesia digunakan untuk sektor konstruksi. Berikut 3 megaproyek RI yang didanai China.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Beberapa dari Anda mungkin sudah mengetahui adanya tren penurunan jumlah Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I tahun ini.
Dilaporkan Bank Indonesia pada Kamis (19/5/2022), ULN Indonesia pada triwulan I 2022 mengalami penurunan.
Jumlah ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2022 tercatat sebesar 411,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Jumlah ini menurun 4,2 miliar dolar AS dibandingkan triwulan sebelumnya.
Adapun pada triwulan sebelumnya, yaitu triwulan IV tahun 2021, ULN Indonesia mencapai 415,7 miliar dolar AS.
Baca juga: Utang Indonesia Tembus Rp 7.000 Triliun, Simak Rincian Lengkapnya
Mungkin Anda bertanya-tanya, untuk apa saja utang ratusan miliar dolar AS tersebut.
Menurut data dari Bank Indonesia, penarikan ULN pada triwulan I 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah Indonesia, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
ULN Indonesia sampai Maret 2022 lalu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,6 persen dari total ULN Pemerintah) dan sektor jasa pendidikan (16,5 persen).
Lebih lanjut, ULN Indonesia juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen), sektor konstruksi (14,2 persen), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,7 persen).
Menurut keterangan Bank Indonesia, posisi ULN Pemerintah masih relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Adapun Pemerintah Indonesia berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.
Baca juga: TERNYATA Segini Jumlah Utang Indonesia ke China, Naik Terus Tiap Tahun
Megaproyek Infrastruktur Indonesia yang Dapat Dana dari China

Telah disebutkan sebelumnya bahwa per Maret 2022, 14,2 persen dari total ULN Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor konstruksi.
Ternyata, China turut andil dalam memberikan utang kepada Indonesia di sektor ini.
Berikut empat megaproyek Infrastruktur Indonesia yang mendapatkan dana dari China.
1. Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Diwartakan Kompas.com, Minggu (17/7/2022) proyek infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada awalnya diperkirakan membutuhkan dana Rp 86,5 triliun.
Namun, saat ini biaya proyek membengkak jadi Rp 114,24 triliun. Jumlah ini meningkat Rp 27,09 triliun dari perkiraan.
Selain biaya membengkak, target penyelesaian proyek tersebut juga molor. Awalnya, Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan selesai pada 2019, kemudian target itu mundur jadi 2022.
Belakangan ini, target penyelesaikan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandun mundur lagi menjadi 2023.
PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menyampaikan, megaproyek tersebut diperkirakan memakan biaya investasi hingga Rp 113,9 triliun.
Jumlah tersebut juga meleset dari perhitungan awal. Semula, biaya investasi diperkirakan sebesar Rp 84,3 triliun.
Melalui keterangan resminya, PT KCIC menjelaskan bahwa komposisi pendanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan porsi terbesar berasal dari pinjaman dari China.
Baca juga: Trial Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Jadi Tontonan Kepala Negara G20, Luhut Ungkap Progresnya
Pinjaman itu didapatkan melalui China Development Bank (CDB) dan mencapai 75 persen dari biaya investasi.
Adapun 25 persen biaya investasi lainnya berasal dari setoran modal dari konsorsium dua negara, Indonesia-China.
Investasi awal megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung beserta pembayaran cicilan pokok utang dan bunganya akan ditanggung oleh konsorsium PT KCIC.
Untuk diketahui, konsorsium PT KCIC terdiri dari beberapa perusahaan BUMN seperti PT KAI (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PTPN.
2. Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi

Dilansir Tribunjogja.com dari Sindonews.com dan CNBC Indonesia, Selasa (26/7/2022), Pemerintah telah membangun jalan bebas hambatan alias jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,8 kilometer di Sumatera Utara (Sumut).
Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dilakukan untuk meningkatkan fasilitas penyelenggaraan jalan dan mendukung pertumbuhan serta penyerapan perekonomian.
Menurut keterangan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Pemerintah Indonesia meminjam dana sampai 122,43 juta dolar AS kepada The Export–Import Bank of China (CEXIM-China).
Dana tersebut digunakan untuk pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi tahap satu.
Megaproyek infrastruktur ini sudah rampung. Jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sudah beroperasi dan diresmikan pada 2018.
Baca juga: Trase Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Dimulai, Proyek Seksi 1 Sleman-Banyurejo Sepanjang 8,25 Km
3. Waduk Jatigede

Dikutip Tribunjogja.com dari laman resmi Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Selasa (26/7/2022), Waduk Jatigede adalah waduk yang terletak di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Waduk Jatigede dibangun dengan biaya anggaran total 467 juta dolar AS. Jumlah ini setara lebih dari Rp 6,5 triliun, tepatnya Rp 6.538.000.000.000 dengan kurs rupiah Rp 14.000 per dolar AS pada saat awal pembangunan.
Waduk tersebut dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Kapasitas tampungnya mencapai 979,5 juta meter kubik air.
Sebagai informasi, Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia. Waduk ini juga punya fungsi utama untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Selain itu, Waduk Jatigede juga berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya.
Baca juga: Puluhan Siswa SMP di Kulonprogo Adu Kreativitas pada Lomba Roket Air di Destinasi Wisata Waduk Sermo
Waduk Jatigede difungsikan sebagai pusat pengairan untuk 90.000 hektar lahan pertanian produktif di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Majalengka.
Diwartakan Sindonews.com, megaproyek infrastruktur Waduk Jatigede dibiayai ULN Indonesia sebesar 215,62 juta dolar AS. Utang ini didapat dari CEXIM-China.
Disebutkan bahwa pembangunan Waduk Jatigede sudah dimulai sejak zaman Presiden Soekarno.
Tetapi, proyeknya baru bisa direalisasikan saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2008.
Waduk Jatigede kemudian diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 31 Agustus 2015. (Tribunjogja.com/ANR)