Berita Kulon Progo Hari Ini
60 Atlet Ramaikan Girisembung Paralayang Wisata di Kulon Progo dengan Gunakan Kostum Pewayangan
Kostum pewayangan dipilih karena memiliki simbol nilai budaya lokal yang terdapat di Jawa Tengah (Jateng) dan DI.Yogyakarta.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Girisembung Paralayang Wisata kembali digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo .
Namun, uniknya pada festival paralayang di tahun ini puluhan penerjun mengenakan kostum pewayangan.
Total ada 60 penerjun yang turut meramaikan festival ini.
Mereka tidak hanya dari Jawa dan Bali, melainkan ada yang dari Padang, Sumatera Barat dan Papua.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo , Joko Mursito mengatakan kostum pewayangan dipilih karena memiliki simbol nilai budaya lokal yang terdapat di Jawa Tengah (Jateng) dan DI.Yogyakarta.
Baca juga: Mencoba Wisata Tak Biasa di Kulon Progo, Pacu Adrenalin di Sasana Paralayang Girisembung
Terlebih festival digelar di DIY yang kental akan budayanya.
Sesuai dengan visi pariwisata di Kulon Progo yaitu pariwisata kolaboratif berbasis budaya.
"Untuk itu, kita menitipkan pesan nilai - nilai budaya. Apapun kita menyelenggarakan kegiatannya bahkan hingga bertaraf internasional nilai - nilai budaya harus tetap dipertahankan. Yang paling mudah orang mencari kostumnya wayang," katanya saat ditemui di lokasi, Minggu (24/7/2022).
Joko mengibaratkan hal itu seperti makanan gudeg yang dikemas di dalam kaleng dan Spaghetti yang dibungkus menggunakan daun pisang.
Artinya spaghetti merupakan makanan dari luar negeri namun daun pisangnya dari daerah lokal.
Para penerjun juga antusias untuk mencari kostum pewayangan dan dipakainya pada festival yang digelar hari ini.
Bahkan, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) juga sudah merekomendasikan Sasana Paralayang Girisembung di Banjarasri, Kapanewon Kalibawang sebagai tempat yang layak untuk diselenggarakannya festival paralayang .
Sebab, hembusan angin timur yang mendukung dan durasi terbang terpanjang di DIY.
"Kalau di Gunungkidul dan Bantul durasinya cuma 4 bulan. Di Kulon Progo bisa 8 bulan bahkan kalau angin mendukung bisa sampai setahun," ucap Joko.
Di samping itu, lanjutnya, festival ini sudah dua kali dilakukan.
Pertama dilaksanakan pada 2021 lalu.
Dengan adanya festival paralayang , Joko berharap dapat meningkatkan perekonomian di wilayah setempat.
Serta menambah aksen kunjungan wisata di Desa Wisata Banjarasri.
"Yang menarik para atlet dari Jawa, Bali, Padang dan Papua ini diwajibkan menginap di homestay tadi malam. Agar homestay di desa wisata ini mulai tumbuh. Untuk itu juga ada sinergi dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis), BUMDes dan kalurahan," jelas Joko.
Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut setiap tahunnya.
Bahkan festival paralayang bisa bertaraf internasional.
Baca juga: Sasana Paralayang Girisembung dan Kreteg Mardesa Dikembangkan Jadi Obyek Wisata Baru di Kulon Progo
"Potensi paralayang ini luar biasa. Apalagi wisatawan mancanegara butuh sesuatu yang tidak hanya budaya, alam tetapi sesuatu yang menantang adrenalin. Dari adrenalin yang menantang biasanya akan tercetak memori sehingga menjadi bahan cerita di negaranya masing-masing," ucapnya.
Peserta festival paralayang , Adinda Puspita Kusumadani mengaku punya pengalaman baru usai terbang dengan mengenakan kostum pewayangan .
"Karena berpakaian seperti ini (kostum wayang) yang sedikit ribet tapi seru karena memiliki pengalaman baru. Serta pertama kali terbang di sini," ungkap Dinda.
Atlet asal Solo ini menekuni olahraga paralayang sejak kelas II sekolah menengah pertama (SMP).
Bahkan dirinya sudah menjajal terbang di berbagai medan.
"Kalau terbang sudah di mana-mana karena setiap bulan ada kejuaraan dan setiap tempatnya beda - beda. Kalau di sini cukup seru," ucapnya. ( Tribunjogja.com )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/60-Atlet-Ramaikan-Girisembung-Paralayang-Wisata-di-Kulon-Progo-dengan-Gunakan-Kostum-Pewayangan.jpg)