Berita Bantul Hari Ini

Fenomena Udara Dingin , Wisatawan Diimbau Waspadai Serangan Ubur-ubur di Pantai Selatan Bantul

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 3 Bantul , Muhammad Arief Nugroho mengatakan, potensi serangan Ubur-ubur memang kerap terjadi saat memasuki musim

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
Dokumentasi SAR Parangtritis
DOKUMENTASI ilustrasi Ubur-ubur yang mulai bermunculan 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) memprediksikan DI Yogyakarta akan mengalami cuaca malam hari yang Dingin hingga September 2022 mendatang.

Dalam kondisi Udara Dingin ini, Tim SAR mengimbau kepada wisatawan untuk mewaspadai potensi Ubur-ubur di Pantai Selatan .

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 3 Bantul , Muhammad Arief Nugroho mengatakan, potensi serangan Ubur-ubur memang kerap terjadi saat memasuki musim kemarau .

Baca juga: Persib Bandung vs PSS Sleman : Prediksi Laga, Prakiraan Line Up dan LINK Live Streaming

Terkait dengan fenomena munculnya Ubur-ubur , hal itu biasa terjadi setiap tahun dan Ubur-ubur itu akan muncul di wilayah pesisir pantai saat udara pantai menjadi semakin dingin.

"Memang kemungkinan Ubur-ubur sebentar lagi akan mendarat, di bulan Juli hingga Agustus," ungkapnya Jumat (1/7/2022).

Ubur-ubur yang sering muncul ke permukaan adalah jenis yang bisa menyengat.

Sebagai antisipasi dampak dari Ubur-ubur tersebut, ia pun menghimbau agar wisatawan tetap berhati-hati ketika berwisata ke pantai.

Salah satunya dengan tidak menyentuh atau menginjak benda asing seperti jeli yang berada wilayah pesisir.

"Imbauan kami apabila melihat barang seperti jeli di pantai jangan iseng-iseng untuk menyentuhnya," imbuhnya.

Selain potensi serangan Ubur-ubur, Arief pun menjelaskan bahwa masih ada potensi gelombang tinggi yang mengancam wisatawan .

Diprediksi gelombang tinggi akan terjadi hingga beberapa hari ke depan karena ada fenomena alam angin timuran.
 
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, ia pun mengimbau agar wisatawan bisa mematuhi rambu-rambu di pantai .

Selain itu juga diminta untuk tidak mandi atau bermain air apabila gelombang laut sedang tinggi.

"Untuk air pasang (gelombang tinggi) memang sudah terjadi seminggu lalu. Kami himbau wisatawan jangan mandi dulu," katanya.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Sleman Reni Kraningtyas mengungkapkan terdapat tiga faktor penyebab suhu udara terasa dingin meski di DIY telah memasuki kemarau .

Baca juga: Dieng Membeku, Suhu Capai Minus 1 Derajat Celcius, Ganjar: Berani ke Sini?

Faktor pertama suhu udara terasa Dingin dikarenakan cuaca cerah pada malam hari, sehingga mengakibatkan radiasi gelombang panjang dari bumi terlepas ke atmosfer dengan sempurna karena tidak ada awan yang menahan atau menghalangi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved