Wisata Jogja

WISATA Kebun Kopi di Lereng Merapi, Ikut Panen dan Olah Biji, Baru Nikmati Secangkir Kopi, Tertarik?

Berkunjung ke Kebun Kopi Lereng Merapi, ikut panen buah kopi dan olah biji, baru menyeduh secangkir kopi. Anda tertarik? Simak kisahnya berikut ini.

Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Rina Eviana

Karena itu, sebaiknya Anda datang saat siang hari agar bisa ikut memanen buah kopi dan mencicipinya.

Baca juga: Pertama Kali Minum Kopi Jos di Angkringan Jogja, Jerome Polin Heboh: Kenapa Dimasukin Arang Mas?

Setelah memanen buah kopi, Anda akan diajak ke tempat pengolahan buah dan biji kopi untuk melihat langsung cara mengolahnya.

Selanjutnya, Anda bisa menyeduh kopi panas yang dibuat dari hasil olahan biji kopi yang sebelumnya Anda panen. Menarik sekali, bukan?

Fakta-fakta tanaman kopi di Kebun Kopi Lereng Merapi

Sebagai catatan, ada hal yang harus diperhatikan oleh para wisatawan saat berkunjung ke Kebun Kopi Lereng Merapi.

Sebelum ikut memetik buah kopi, pahami dulu fakta-fakta tentang tanaman kopi berikut ini.

1. Lama proses menanam kopi sampai panen

Dijelaskan oleh Sumijo, selaku pegiat dan petani kopi di Kebun Kopi Lereng Merapi, proses menanam tanaman kopi tidak instan, dibutuhkan waktu mulai dari 1,5 sampai empat tahun.

“Mulai dari bunga, sampai siap dipanen itu sekitar 10 bulan. Tapi kalau dari menanam, kalau (kopi) arabika itu biasanya dua tahun sudah mulai berbuah. Kalau arabika dengan stek biasanya 1,5 tahun sudah (panen),” jelas Sumijo.

“Kalau (kopi) robusta biasanya (waktu tanam sampai panen) sekitar tiga sampai empat tahun, kecuali pakai stek. Kalau pakai stek itu 2 tahun sudah panen,” imbuhnya.

Baca juga: Olah Biji Kopi, Aiptu Suranto Bhabinkamtibmas Purwosari Kulon Progo Terima Penghargaan dari Kapolri

2. Cara memanen buah kopi yang benar

Masih dijelaskan oleh Sumijo, ternyata memetik buah kopi itu tidak boleh sembarangan alias asal petik. 

Ada aturan tertentu yang perlu ditaati wisatawan supaya tidak merusak tanaman atau mempengaruhi rasa kopi.

“Panen kopi tuh satu-satu, mbak. Tidak satu dompol (dipetik secara langsung). Jadi harus satu-satu. Itu pun dipilih yang merahnya merah matang, sudah matang betul,” tutur Sumijo.

Ia mengatakan, cara memetik buah kopi dengan hati-hati juga dilakukan dengan maksud agar tangkai buah tidak rusak.

“Metiknya tetap satu-satu, biar nggak rusak tangkai buahnya. (Karena) nanti (tangkai buah) bisa tumbuh bunga, terus nanti tumbuh biji (buah kopi) lagi kalau yang arabika. Kalau yang robusta biasanya sudah nggak keluar lagi ,” jelas Sumijo.

Sementara itu, Juwanto, pegiat dan petani di Kebun Kopi Lereng Merapi yang juga sempat ditemui oleh wartawan Tribunjogja.com, Prisca Ruri, mengatakan, cara memetik buah kopi yang asal-asalan bisa merusak rasa.

Tidak hanya merusak rasa dan tangkai, cara memanen yang tidak hati-hati juga bisa mempengaruhi hasil panen tanaman kopi di tahun selanjutnya. \

Baca juga: Rekomendasi Tempat Makan Es Krim di Jogja, Harga Mulai Rp8.000 Aja

3. Noda hitam pada buah kopi adalah hama

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved