Berita Kabupaten Magelang Hari Ini

MIRIS, Buruknya Komunikasi Soal Kotak Sampah di KSPN Borobudur, Warga Sekitar Jadi Korban

Tak pernah dibersihkan dan diangkut ke tempat pembuangan akhir, membuat kotak-kotak sampah di kawasan strategis pariwisata nasional ( KSPN ) Borobudur

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Nanda Sagita Ginting
Penampakan sampah berserakan di area KSPN Borobudur , pada Selasa (21/06/2022). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Tak pernah dibersihkan dan diangkut ke tempat pembuangan akhir, membuat kotak-kotak sampah di kawasan strategis pariwisata nasional ( KSPN ) Borobudur , Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menjadi penuh.

Akibatnya, ceceran sampah pun terjadi di area tersebut. Salah satunya, di sepanjang jalan Medang Kamulan, Borobudur.

Terlihat, kotak-kotak sampah tak lagi muat menampung bebannya. Alhasil sampah berhamburan ke luar.

Mengeluarkan bau tak sedap hingga merusak pemandangan.

Hal ini pun, menuai kritik dari masyarakat terutama bagi yang terdampak langsung dari kotoran sampah tersebut.

Baca juga: BRIN Kenalkan Aplikasi Coating Berbasis Sawit Pada Petani Buah di Yogyakarta

Satu di antaranya, Sucoro (70),warga Borobudur . Ia mengatakan, menumpuknya sampah di area KSPN sudah berlangsung sejak lama tidak ada yang mengambil atau membersihkan kotak-kotak sampah yang disediakan di sana.

"Saya melihat kurang koordinasi dengan Dinas Lingkungan Kabupaten Magelang . Saya melihat sendiri karena rumah saya di depan juga ada tempat sampah, itu juga tidak pernah diambil. Terpaksa lingkungan (warga) yang harus mengambil, untuk membersihkan," ujarnya pada Selasa (21/06/2022).

Ia mengatakan, sebelum ada proyek KSPN Borobudur para warga di sekitar masih terbilang tertib dalam mengolah sampah secara pribadi.

Namun, sejak adanya proyek KSPN ditambah disediakan pula kotak-kotak sampah di area tersebut, disitulah mulai terjadi sampah berserakan.

"Kalau dulu (sebelum ada KSPN ), tidak pernah ada masalah karena mereka (warga) mengurus sampah sendiri-sendiri, di rumah sendiri. Sampai sekarang, saya juga tidak mengerti, sopo to sing bertanggungjawab untuk mengambilnya (sampah yang menumpuk di kotak sampah ). Padahal sampah itu jelas menimbulkan banjir, menimbulkan bau tidak sedap," ucapnya.

Sucoro pun meminta agar pemerintah terkait bisa segera mendapatkan solusi dari adanya permasalahan sampah di area KSPN Borobudur.

"Iya, saya berharap pada pemerintah khususnya untuk KSPN , untuk segera menangani soal sampah itu. Mestinya, harus ada rembuk bareng dari masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Karena memang dari dulu dilihat rencana KSPN Borobudur tidak pernah melibatkan masyarakat," ujarnya. 

Sementara itu, saat didatangi ke kantornya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang , Sarifudin mengatakan , kotak-kotak sampah yang ada di area kawasan KSPN Borobudur bukan tanggung jawab dari pemerintah daerah setempat.

"Kotak sampah di area KSPN merupakan milik Kementerian PUPR . Sampai saat ini belum ada koordinasi dengan kami. Itu (pengadaan kotak sampah) malah menambah beban kami. Akhirnya mau tidak mau, kami yang ngatasi setiap hari. Kalau, ditutup pasti tidak bisa, karena kotak itu sudah ada," ujarnya.

"Akhirnya penuh dan sekitarnya menjadi penuh sampah. Dan, saya tidak menyalahkan masyarakat ketika buang di situ, kan kotak sampah ngertine iki wong pemerintah sing nyediani, itu kan jadi beban kami," timpalnya.

Ia menambahkan, ada sekitar 1.000 lebih kotak sampah dari Kementrian PUPR yang disebar di area KSPN Borobudur , termasuk daerah Candi Borobudur.

Pihaknya pun, sudah melayangkan protes ke pemerintah pusat terkait kebijakan membuat kotak sampah di area tersebut.

"Saya sempat protes pada saat rapat (zoom) dengan kementerian. Saya minta supaya ditinjau ulang kebijakan itu (pengadaan kotak sampah di area KSPN) karena dulu pemasangan kotak sampah tidak koordinasi dengan kami. Saya sempat agak marah juga. Akhirnya, dari kementerian PUPR turun, kami minta dicabut sementara karena kita juga kondisinya masih seperti ini, jangan menambah beban kami (dalam persoalan penanganan sampah),"ucapnya.

Ia menuturkan, pengadaan kotak sampah di area KSPN dinilai bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah daerah dalam menanggulangi sampah.

Terlebih kawasan tersebut merupakan kompleks wisata yang seharusnya mengikuti aturan undang-undang, yakni semua fasilitas umum harus menyediakan lahan pengolahan sampah.

Baca juga: Kasus Covid-19 Diprediksi Akan Melonjak, Kadinkes Gunungkidul: Kejar Capaian Vaksinasi

"Saya minta diambil semua (kotak sampah)  karena itu kontra produktif dengan kebijakan kami. Padahal, kami mau menutup supaya tidak ada tumpukan sampah, tapi di Borobudur malah ada penggadaan kotak seperti itu,"terangnya.

Ia menjelaskan, saat pemasangan kotak sampah di area KSPN pun tidak ada serah terima dengan dinas lingkungan hidup setempat.

"Mestinya, ngasih (memberi) seperti edukasi dan koordinasi dengan dinas  lingkungan hidup terlebih dulu. Dia  (kementerian PUPR ) main pasang saja, jarak berapa meter ada. Ngerti-ngerti yo wis di pinggir jalan kebak kotak sampah," urainya. (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved