Tips Sehat
Waspada Hipertensi: Berikut 6 Kebiasaan Hidup Tidak Sehat yang Bisa Picu Tekanan Darah Tinggi
kebiasaan hidup tidak sehat pemicu hipertensi sangat akrab dengan keseharian masyarakat pada umumnya.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat perlu diwaspadai karena efeknya yang bisa memicu kerusakan otak, ginjal, mata dan disfungsi seksual. Selain efeknya terhadap munculnya penyakit, hipertensi penting diwaspadai karena selama ini kerap dipicu oleh kebiasaan hidup tidak sehat.
Sayangnya, kebiasaan hidup tidak sehat pemicu hipertensi tersebut sangat akrab dengan keseharian masyarakat pada umumnya.

Padahal, bila seseorang mengalami hipertensi, penyakit lain akan berkembang. Penyakit lain itu di antaranya adalah kardiovaskular (gangguan pada jantung dan pembuluh darah), penyakit jantung dan stroke.
Baca juga: Wajib Setiap Hari, Ini 3 Kebiasaan yang Tidak Boleh Kamu Lewatkan agar Terhindar dari Hipertensi
Oleh karenanya, kebiasaan hidup tidak sehat yang bisa memicu hipertensi harus dihentikan atau diubah sejak sekarang.
Apa saja kebiasaan hidup tidak sehat yang bisa memicu tekanan darah tinggi itu, berikut daftar dan ulasannya:
1. Minum kopi atau alkohol setiap hari
Kebiasaan minum kopi berkafein dan alkohol memiliki efek samping yang sama, yaitu dapat memicu tekanan darah tinggi, laporan Healthline dikutip Tribun Jogja via kompas.com.
Disarankan membatasi konsumsi kafein hingga 300 mg ke bawah atau sekitar 2-3 cangkir kopi per hari, untuk membantu menghindari tekanan darah tinggi mencapai tingkat kritis.
Baca juga: Kombinasi Baru Obat Hipertensi Diklaim Ampuh Hilangkan Tekanan Darah Tinggi, Peneliti Uji Klinis
“Ekstrak teh hijau dan produk terkait kafein lainnya, seperti matcha, semuanya meningkatkan lonjakan adrenalin pada pasien,” kata Dr. Satjit Bhusri, ahli jantung di Lenox Hill Hospital di New York City.
Pada alkohol, dibatasi 1 gelas per hari untuk wanita dan 2 gelas per hari untuk pria.
Bhusri mengingatkan untuk orang-orang lebih waspada mengkonsumsi produk kafein dan alkohol.

Jika produk kafein dan alkohol terus dikonsumsi tanpa batasan hanya akan membuat tekanan darah tinggi dalam kategori berbahaya.
2. Merokok
Sejumlah risiko penyakit menyertai bila seseorang merokok karena secara umum merokok diketahui sebagai kebiasaan tidak sehat.
Merokok adalah faktor risiko yang sudah terbukti berbahaya menyebabkan serangan jantung, stroke, karena tekanan darah tingg, laporan AARP.
Menurut American Academy of Family Physicians, nikotin dalam rokok merupakan penyebabnya.
Baca juga: Apakah Penyebab dan Tanda Seseorang Terkena Diabetes Melitus? Ini Penjelasan versi P2PTM Kemkes
Nikotin menyebabkan pembuluh darah menyempit dan jantung berdetak lebih cepat, yang membuat tekanan darah Anda semakin tinggi.
“Jika Anda melihat, jelas bahwa tekanan darah (perokok) selama periode 24 jam lebih tinggi dari pada non-perokok,” kata Byrd.
3. Mengonsumsi gula tambahan
Gula tambahan merupakan kebiasaan yang akan membuat tekanan darah tinggi.
Mengutip AARP, ketika makan gula, tubuh melepaskan insulin untuk membantu membersihkan gula dari darah dan memasukkannya ke dalam sel yang dapat digunakan untuk energi.
"Tapi, insulin itu sendiri cenderung menaikkan tekanan darah pada banyak orang," kata Lloyd-Jones.
"Jadi, jika Anda makan banyak gula tambahan atau pati sederhana, Anda mengalami peningkatan insulin yang lebih intens dan lebih lama, yang akan meningkatkan tekanan darah," lanjutnya.
Baca juga: Kecelakaan Sopir Mercy Ini Jangan Terulang, Berikut Cara Mencegah Serangan Jantung saat Mengemudi
Gula tambahan biasa ditemukan pada minuman ringan, kue, dan kue kering.
Beberapa yogurt dan sereal sarapan juga bisa mengandung banyak gula.
4. Sleep apnea
Sleep apnea adalah salah satu gangguan tidur yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, dari lapan AARP.
Sleep apnea terjadi ketika seseorang berhenti dan mulai bernapas beberapa kali sepanjang malam dan kondisi ini bisa terjadi hingga 30 kali dalam satu jam.
"Ketika kita tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik, itu sangat berat pada sistem vaskular,” kata Donald Lloyd-Jones, presiden American Heart Association.
Kebiasaan sleep apnea ini dapat memicu stres dan ketegangan.
Stres dan ketegangan efeknya dapat meningkatkan tekanan darah yang bisa terjadi saat kita terjaga maupun tidur.
Para peneliti di Johns Hopkins Medicine menemukan bahwa sleep apnea parah pada usia paruh baya atau lansia dapat meningkatkan risiko kematian dini hingga 46 persen.
5. Menghirup polusi udara
Kebiasaan hidup yang terpapar polusi udara turut menjadi penyebab tekanan darah tinggi terjadi.
Mengutip AARP, penelitian mengungkapkan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan tekanan darah pada orang dewasa dan anak-anak.
Polusi udara meliputi asap knalpot kendaraan bermotor dan pembakaran bahan bakar, debu dari jalanan dan lokasi konstruksi.
Satu studi yang dipimpin oleh para peneliti di University of Michigan menemukan bahwa paparan jangka pendek dari polusi udara tingkat tinggi dapat membuat tekanan darah tinggi orang dewasa yang sehat.
Studi lain yang dipimpin oleh para peneliti di University of Michigan menunjukkan bahwa menyaring udara dengan sehat dapat menurunkan tekanan darah seseoran.
6. Minum obat bebas
Anda mungkin sudah memiliki kebiasaan menggunakan obat yang dijual bebas untuk mengobati sakit ringan, tetapi faktanya beberapa memiliki efek samping yang memicu tekanan darah tinggi.
Mengutip Healthline, obat yang memiliki efek samping memicu tekanan darah tinggi, meliputi antiinflamasi seperti naproxen (Aleve) dan ibuprofen (Advil).
Obat resep seperti yang digunakan untuk mengobati kesehatan mental, obat pengendalian kelahiran oral, imunosupresan, obat kanker, dan steroid juga dapat meningkatkan tekanan darah Anda.
Namun, efek sampingnya mungkin tidak berarti dari pada manfaatnya.
Jadi, tidak dianjurkan untuk menghindari obat sepenuhnya.
Angka sistolik diastolik
Mengutip Kementerian Kesehatan, tekanan darah normal mengacu pada ukuran kurang dari 120/80 mmHg atau dibaca sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg.
Sementara, tekanan darah tinggi diukur dengan kategori berikut:
- Pra-hipertensi: sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg ]
- Hipertensi tingkat I: sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg
- Hipertensi tingkat II: sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik di atas 100 mmHg.
(*/kompas.com)