Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Akrab dengan Teknologi Canggih Masa Kini, Generasi Muda Perlu Membumikan Pancasila
Generasi muda tetap perlu menghayati ideologi Pancasila dan tidak boleh meninggalkan nilai-nilai di dalamnya.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perkembangan zaman yang cepat membuat orang harus beradaptasi, khususnya dengan teknologi yang kian canggih.
Meski teknologi semakin modern disertai globalisasi yang nyata di depan mata, generasi muda tetap perlu menghayati ideologi Pancasila dan tidak boleh meninggalkan nilai-nilai di dalamnya.
“Maka dari itu, kami berupaya untuk membuat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Itu untuk memastikan, warga DI Yogyakarta kembali belajar tentang Pancasila,” ujar Ketua Komisi A DPRD DIY , Eko Suwanto .
Ia mengatakan hal tersebut dalam siniar Tribun Jogja Ngobrol Parlemen yang berjudul ‘Bulan Bung Karno: Milenial Cinta Pancasila’, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Bulan Bung Karno, DPC PDIP Kota Yogya Gelar Karnaval Budaya Cinta Pancasila
Siniar tersebut dapat didengarkan kembali di platform YouTube dan Facebook resmi Tribun Jogja.
Eko menjelaskan, untuk mengajak masyarakat dan pemuda meresapi nilai Pancasila, dalam perda tersebut, sudah dibentuk empat jalan sosialisasi.
Jalan pertama merupakan jalan formal melalui pendidikan sekolah di DIY.
“Kami sudah bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), untuk merumuskan buku rujukan untuk pelajaran pendidikan Pancasila,” bebernya.
Kemudian, jalan kedua untuk mensosialisasikan Pancasila adalah jalan nonformal yang berfokus pada ranah sosial.
Sementara, jalan ketiga adalah jalan informal yang berbasis kekeluargaan.
“Nah, jalan keempat ini adalah jalan milenial. Generasi muda ini kan cara berpikirnya luar biasa, kreativitasnya tinggi, gagasannya hebat-hebat. Maka, kalau di perda, kita tampung di salah satu pasal adalah tentang pemanfaatan teknologi dan komunikasi,” tambahnya.
Dikatakan Eko, belajar Pancasila tidak cukup dengan teks dan melihat saja, tetapi juga mengerjakan sesuatu.
Dia tidak menampik, di DIY, ada banyak permasalahan yang bertentangan dengan eksistensi Pancasila, seperti radikalisme, ekstremisme hingga klitih.
“Dengan pendekatan empat jalur itu harus dikembangkan bareng-bareng. DPRD harus ditemani dengan akademisi, seniman, termasuk teman-teman milenial dan generasi Z ini,” kata dia.