Berita Bantul Hari Ini
460 Ternak di Bantul Suspect PMK, 35 Diantaranya Positif
Dari data per Selasa (7/6/2022) sore terdapat 460 ternak di Bantul yang bergejala mengarah ke PMK .
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul melaporkan terdapat 460 ternak yang gejalanya mengarah ke PMK atau suspect.
Kepala DKPP Bantul , Joko Waluyo mengatakan dari data per Selasa (7/6/2022) sore terdapat 460 ternak yang bergejala mengarah ke PMK .
Rata-rata adalah sapi.
"Dari jumlah tersebut, yang positif PMK sebanyak 35, yang lain suspect. Dari 35 itu, 5 diantaranya adalah domba yang kasus awal dulu di Banguntapan, dan sisanya sapi. Tapi sekarang kondisi sudah membaik," ujarnya, Rabu (8/6/2022).
Adapun 460 ternak yang suspect PMK tersebar di 12 kapanewon dari total 17 kapanewon yang berada di Kabupaten Bantul .
Baca juga: Antisipasi PMK di Bantul, Sapi di Kandang Kelompok Disuntik Vitamin
Adapun jumlah kasus terbanyak berada di Kapanewon Pleret.
"Karena di sana banyak jagal, banyak blantik (pedagang) dan populasi di sana banyak usaha di sektor peternakan. Ternak-ternak yang kena rata-rata dari luar, yang mau dipotong untuk kuliner," ungkapnya.
Meski sampai saat ini terdapat 460 ternak yang suspect PMK , namun Joko waluyo memastikan bahwa pihaknya tidak akan menutup pasar hewan.
"Pasar hewan tidak ditutup, karena ini juga upaya kita memperbaiki perekonomian karena 2 tahun pandemi. Selain itu, pangalaman kabupaten tetangga menutup pasar hewan berimbas pada tiga hari tidak ada pemotongan sapi di Bantul. Padahal Bantul ini pemasok daging terbesar di DIY," urainya.
Maka dari itu, pihaknya akan tetap intens melakukan pengawasan, pengobatan suspect sampai sembuh, isolasi ternak, penyemprotan desinfektan serta pengawasan keluar masuk ternak, termasuk di pasar hewan.
Penyemprotan disinfektan dilakukan di pintu masuk pasar hewan, sasarannya adalah ternak dan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut hewan ternak.
Sementara itu, terkait kebutuhan hewan ternak untuk Iduladha nanti, Joko menyatakan bahwa sebenarnya jumlah sapi di Bantul dapat mencukupi kebutuhan kurban.
Baca juga: Perlu Anggaran Perubahan untuk Tangani PMK di Bantul
"Sepanjang sapi di Bantul tidak keluar, kita tercukupi. Tapi kalau kambing memang perputarannya cepat, karena untuk kebutuhan kuliner. Kalau kambing masih mengandalkan dari luar," terangnya.
Sementara itu, Titih Wahyaningtyas, dokter hewan dari Puskeswan Sanden mengimbau saat mendekati Iduladha lebih baik hindari untuk membeli hewan kurban dari luar daerah.
"Sebaiknya ambil ternak-ternak yang ada di wilayah terdekat. Kalau di tetangga ada silakan beli di tetangga saja," ucapnya.
Pun jika terpaksa mengambil hewan ternak dari luar, sebaiknya dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dikeluarkan oleh dokter hewan di mana ternak itu berasal.
Begitu datang, hewan ternak itu pun harus dipisahkan dari kandang kelompok, dan jangan dicampur.
Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi agar PMK tidak menular di kandang kelompok.( Tribunjogja.com )