Wacana Kenaikan Harga Tiket Masuk Candi Borobudur, Ini Respon Pengamat Pariwisata UGM
Hampir semua inisiatif pembangunan di kawasan Borobudur adalah inisiatif Pemerintah Pusat sehingga tidak melibatkan masyarakat sekitar.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Harga tiket bagi wisatawan yang akan naik ke struktur Candi Borobudur dikabarkan bakal naik menjadi Rp750 ribu.
Namun harga tiket bagi wisatawan yang berwisata di pelataran Candi Borobudur masih sama.
Tak hanya itu, wisatawan yang bisa naik ke bangunan candi pun dibatasi.
Kuota dibatasi 1.200 orang per hari.
Jumlah tersebut setara dengan 10-15 persen rata-rata perhari jumlah wisatawan ke Candi Borobudur sebelum masa pandemi.
Baca juga: Wacana Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur, Pemkab Magelang Sebut Jadi Tantangan Baru
Pengamat pariwisata sekaligus Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM , Dr. Muhammad Yusuf menyebut jika kebijakan konservasi dan pariwisata Candi Borobudur sering kali tidak integratif.
Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidakjelasan pemangku kepentingan yang terlibat.
Studi yang dilakukan Puspar UGM menunjukkan bahwa hampir semua inisiatif pembangunan di kawasan Borobudur adalah inisiatif Pemerintah Pusat.
Sehingga tidak melibatkan masyarakat sekitar, termasuk para penggerak wisata.
"Menjadi cukup wajar bila kemudian masyarakat tidak terlalu paham arah pengembangan di kawasan Borobudur, dan bahkan bingung harus melakukan apa," katanya, Selasa (07/02/2022).
Dia mengakui angka kunjungan wisatawan domestik ke Borobudur sangat banyak dan cenderung naik.
Bahkan saking banyaknya terlihat melebihi daya dukung khususnya Candi Borobudur .
Data memperlihatkan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2018 sebanyak 3.855.285 terdiri dari wisatawan domestik 3.663.054 dan wisatawan mancanegara 192.231.
Sementara di tahun 2019 jumlah ini mengalami peningkatan menjadi 5.016.839 terdiri dari wisatawan domestik 4.774.757 dan wisatawan mancanegara 242.082.