Berita Bantul Hari Ini

Melonjak, Jumlah Ternak di Bantul yang Suspect PMK sebanyak 272 ekor

Wilayah temuan penyebaran suspect PMK ini cukup beragam mulai dari kapanewon Pleret, Dlingo, Banguntapan dan Pundong.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Suspect penyakit mulut dan kuku ( PMK ) pada ternak di Kabupaten Bantul terus bertambah.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul melaporkan bahwa saat ini terdapat 272 ternak yang gejalanya mengarah ke PMK atau suspect.

"Sampai kemarin sore, data ternak yang suspect PMK berjumlah 272 ternak, dari jumlah itu 13 yang sudah dinyatakan positif PMK ," ujar Kepala DKPP Bantul , Joko Waluyo, Jumat (3/6/2022).

Dari jumlah tersebut, pihaknya juga telah mengambil sampel untuk diperiksa BBVet Wates untuk memastikan positif tidaknya.

Joko menerangkan, wilayah temuan penyebaran suspect PMK ini juga cukup beragam mulai dari kapanewon Pleret, Dlingo, Banguntapan dan Pundong.

Untuk mayoritas hewan ternak yang terjangkit adalah pada jenis sapi. 

Baca juga: Soal PMK di Bantul, Bupati Abdul Halim Pilih Lakukan Ini Daripada Tutup Pasar Hewan

"Untuk gejalanya, rata-rata lepuh di mulut, suhu badan naik, nafsu makan turun. Tapi belum sampai kuku mengelupas. Dan belum ada ternak yang mati," ungkapnya.

Joko menambahkan, hewan ternak yang terindikasi maupun yang sudah terjangkit PMK untuk saat ini juga masih terus dilakukan pengobatan.

“Untuk ternak yang masih diisolasi kami pastikan tidak bisa keluar, bahkan untuk kebutuhan Idul Adha. Kalau yang sudah sembuh bisa (disembelih untuk kurban),” katanya. 

Dirinya memastikan bahwa untuk kebutuhan sapi saat Iduladha nanti, itu akan tercukupi asalkan tidak ada sapi yang dijual ke luar Bantul.

Adapun di Kabupaten Bantul sendiri, kebutuhan sapi untuk Iduladha mencapai 7000 ekor, sementara untuk kambing domba 16 ribu ekor. 

Adapun sampai hari Jumat (3/6/2022) Paguyuban Pedagang Daging Sapi (PPDS), Kalurahan Segoroyoso, masih belum melakukan pemotongan sapi.

Ini adalah bentuk protes para jagal sapi karena banyaknya pasar hewan di luar Bantul yang tutup karena PMK .

Padahal para jagal ini mayoritas memotong sapi dari luar untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di DIY. 

"Sapi yang dipotong para jagal itu dari luar Bantul. Karena populasi sapi kita ada 69 ribu, itu 90 persen adalah sapi betina karena peternak di Bantul menggunakan pola pembibitan jadi yang dipelihara sapi betina," bebernya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved