Soal PMK di Bantul, Bupati Abdul Halim Pilih Lakukan Ini Daripada Tutup Pasar Hewan

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menutup pasar hewan yang ada di wilayah Bantul.

Penulis: DNA | Editor: APS
DOK. TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. 

TRIBUNJOGJA.com - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menutup pasar hewan yang ada di wilayah Bantul.

"Jadi, Bantul sangat berpihak kepada konsumen yang membutuhkan daging sapi. Perkara penyakit mulut dan kuku (PMK), Bantul lebih memilih melakukan desinfeksi, pemantauan, dan pemeriksaan ternak daripada menutup pasar hewan," ujarnya, Kamis (2/6/2022).

Pernyataantersebut disampaikan Bupati Abdul Halim ketika menanggapi sepinya pedagang daging sapi di Pasar Bantul sejak Rabu (1/6/2022).

Sepinya pedagang sapi diperkirakan terjadi sebagai imbas dari mogoknya para jagal sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca juga: Bupati Abdul Halim Apresiasi Peran Muhammadiyah dalam Kembangkan Budaya Bangsa

Bupati Abdul Halim mengatakan bahwa mogok massal jagal sapi di RPH Segoroyoso terjadi lantaran mereka terkena imbas penutupan pasar-pasar hewan di luar Bantul.

“Ditutupnya pasar-pasar tersebut tentu akan berdampak pada perdagangan daging sapi di Bantul. Pasalnya, sapi yang dipotong rata-rata berasal dari luar Bantul,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Sarana Perdagangan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Arum Bidayati mengaku bahwa para pedagang daging sapi di sejumlah pasar di Bantul tidak membuka lapak mereka sampai Jumat (3/6/2022).

Penutupan tersebut, kata dia, sesuai adanya pemberitahuan dari paguyuban Kelompok Pedagang Daging Sapi Desa Segoroyoso (KPDSDS), Kapanewon Pleret, yang tidak melakukan aktivitas pemotongan sapi lantaran banyak pasar hewan tutup.

Baca juga: Peringati 16 Tahun Gempa Jogja, Bupati Abdul Halim Ajak Warga Sadar Bencana

"Kebanyakan sapi yang dipotong di Segoroyoso itu 80 persen dari Gunung Kidul. Sementara pasar sapi di Gunung Kidul tutup semua karena PMK. Demikian pasar hewan di Jawa Tengah (Jateng) juga pada tutup,"  jelas Arum.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved