PGRI DIY Sebut Tak Ada Kesenjangan Kualitas Pendidikan di DI Yogyakarta
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyebut ketimpangan kualitas pendidikan bukan menjadi permasalahan
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyebut ketimpangan kualitas pendidikan bukan menjadi permasalahan utama di wilayah DI Yogyakarta.
Menurutnya, kualitas pendidikan di lima kabupaten/kota telah merata.
Hal itu disebabkan karena adanya program digitalisasi sekolah yang dicanangkan sejak 2005 lalu.
Program tersebut mengoptimalkan peranan teknologi informasi dan komunikasi guna mempermudah proses belajar mengajar.
Baca juga: PSS Sleman Dapat Titik Terang soal Transfer Riki Dwi Saputro
"Mungkin secara nasional seperti itu (terjadi kesenjangan), tapi kalau di DIY kesenjangan pendidikan itu sudah hampir tidak ada. Begitu kita buka program pak gubernur sejak 2005 dengan digitalisasi, komputerisasi, internetisasi sekolah itu materi pembelajaran dan pelatihan guru bisa kita lakukan sampai di pelosok sana," jelas Aji, Rabu (25/5/2022).
Pemerataan kualitas pendidikan secara kasar dapat dilihat dari hasil Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD) atau pengganti Ujian Nasional yang digelar untuk menentukan kelulusan siswa.
Siswa yang mendapat nilai tertinggi tak melulu berasal dari Kota Yogyakarta. Namun juga ada yang berasal dari empat kabupaten lainnya.
"Misalnya ada ASPD yang dulu UNAS ya, nilainya sudah merata. Misalnya SMA IPS yang paling bagus di SMA 1 Bantul misalnya, tidak di kota. Kesenjangan ini tidak terlalu tajam," ucapnya.
Aji menjelaskan, pandemi Covid-19 sebetulnya juga berpotensi untuk memicu terjadinya kesenjangan kualitas.
Namun Pemda DIY telah berupaya untuk mencegahnya dengan mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Misalnya dengan mendata 49 titik lokasi yang mengalami blank spot atau tak terjamah akses internet.
Baca juga: Fasad Pasar Beringharjo Kembali Bergaya Indies, Disdag Kota Yogyakarta Berharap Dagangan Makin Laris
"Pemda sudah mencoba mengatasi, begitu kita PJJ yang dilakukan adalah pemetaan mana saja yang blank spot lalu ketemu 49 lokasi lalu kita tarik kabel fiber optik. Kemudian bisa dimanfaatkan masing-masing sekolah untuk pembelajaran," terangnya.
"Persoalan masih ada alat sinyal kemampuan teknologi informasi memang masih ada kendala tapi secara umum proses PJJ di jogja sudah berhasil," sambungnya. (tro)