Kabupaten Magelang
Wabah PMK Picu Kabupaten Magelang Tutup Aktivitas Pasar Hewan Hingga 6 Juni 2022
Kabupaten Magelang menutup pasar hewan hingga 6 Juni 2022 karena wabah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Magelang - Pemerintah Kabupaten Magelang menutup pasar hewan di Wilayah Kabupaten Magelang hingga 6 Juni 2022.
Kebijakan itu diambil sebagai langkah menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 01/SE/PK.300/M/5/2022 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Ternak dan Surat Edaran Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 02/SE/PK.300/M/5/2022 tentang Penataan Lalu Lintas Hewan Rentan, Produk Hewan dan Media Pembawa Lainnya di Daerah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) .
Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Magelang untuk sementara waktu akan menutup pasar hewan di Wilayah Kabupaten Magelang dengan tujuan mengantisipasi penyebaran PMK dan sebagai langkah pencegahan penularan PMK di Kabupaten Magelang .
Apa itu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
Berikut penjelasan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang.
Foot and Mouth Disease (FMD) atau lebih dikenal dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan oleh
virus tipe A dari Family Picornaviridae genus Apthovirus.
PMK menyerang hewan berkuku belah/ genap seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi. Virus dapat bertahan lama di lingkungan, dan bertahan hidup di
tulang, kelenjar, susu serta produk susu.
Penyakit ini ditularkan ke hewan lain dengan 3 cara diantaranya:
1. Kontak langsung
Antara hewan yang tertular dengan hewan rentan, cairan lepuh, saliva (air liur), lacrimal (air mata), feses, urine, darah dan daging atau susu hewan positif
PMK.
2. Kontak tidak langsung
Melalui kontak dengan virus pada manusia (pakaian, sepatu), kandang yang terkontaminasi hewan sakit, bak pakan, tempat minum, dinding dan lantai kandang,
alat dan sarana transportasi.
3. Penyebaran melalui udara
Gejala klinis yang terlihat pada hewan tertular antara lain:
1. Demam tinggi (39-40 oC)
2. Air liur berlebih dan berbusa dari mulut