Balai Kota di Dunia Maya, JSS Jadi Tonggak Utama Menuju Yogyakarta Smart City
Lima tahun sudah Wali Kota Haryadi Suyuti dan Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi, membersamai warga masyarakat Kota Yogyakarta sebagai kepala daerah.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lima tahun sudah Wali Kota Haryadi Suyuti dan Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi, membersamai warga masyarakat Kota Yogyakarta sebagai kepala daerah.
Deretan capaian berhasil ditorehkan, meski periode kepemimpinan ini hampir setengahnya dijalani di masa pandemi Covid-19.
Salah satunya, proses digitalisasi, yang menjadi penopang utama program smart city, terus disempurnakan.
Aplikasi terpadu Jogja Smart Service (JSS) yang telah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu, kini berhasil menjelma menjadi lini pelayanan publik yang begitu praktis, dan mudah diakses.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melandai, Pemkab Sleman Berencana Tutup Isoter Asrama Haji Bulan Depan
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan, JSS merupaan sebuah pijakan , untuk mewujudkan kota pelajar sebagai smart city, yang kini sudah menjadi keniscayaan.
Bahkan, setelah melewati proses penyempurnaan, ia pun berani menyebutnya sebagai balai kota di dunia maya.
"Jadi, dengan JSS, bagaimana kita bisa memberi kemudahan akses, baik dari pemerintah dalam menjalankan program, atau untuk masyarakat dan pihak ke tiga," tandasnya.
Ditegaskannya, smart city, yang di dalamnya tercakup e-Government, mempunyai prinsip dasar pada good and clean government. Dalam artian, persoalan hukum, kemanusiaan, demokrasi, partisipasi, dan transparansi, harus lebih dulu diwujudkan sebelum hal tersebut dapat diterapkan.
Sebab, jika good and clean government belum tercapai, terutama di sektor transparansi, maka sebuah pemerintahan bakal terhalang dalam transformasi menuju sistem digital. Menurutnya, melalui sistem digital, yang melibatkan semua unsur secara terbuka, transparansi sangat dibutuhkan.
"Nah, JSS itu, mungkin banyak orang yang tidak sadar, merupakan inisiator pertama di Indonesia, yang sanggup mengintegrasikan semua platform. Beberapa kota ada yang mereplikasi. Tapi, banyak pula yang tidak, dan sekarang kesulitan mengintegrasikan sistemnya," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menambahkan, saat ini sudah terdapat ratusan fitur yang bisa dimanfaatkan masyarakat melalui JSS. Mulai dari aduan kedaruratan, layanan kependudukan, kesehatan, pajak dan retribusi, ketenagajerjaan, pariwisata dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, ia pun memastikan, kedepannya JSS akan terus dimatangkan untuk mengikuti perkembangan zaman, yang menuntut serba praktis. Salah satunya, dengan upaya mempercepat respons bagi masyarakat yang mengakses layanan administrasi, serta aduan, melalui aplikasi ini.
Baca juga: Kisah Bupati Kulon Progo Dituangkan dalam Buku Berjudul 50 Tahun Mengabdi Jejak Perjalanan Sutedjo
"Kita sediakan tim khusus di masing-masing OPD, untuk merespons semuanya yang ada di JSS. Dengan sistem digital ini, kita memang harus memberikan respons cepat. Saya minta maksimal dua jam, itu standar paling lama, dan dua hari penyelesaian sudah harus beres," tegasnya.
Hanya saja, Wawali tak menampik, sejauh ini, masih cukup banyak warganya yang kurang familiar dengan TI (teknologi informasi), meski sejatinya rata-rata sudah memiliki smart phone. Namun, mereka tidak menyadari, bahwa gawai di genggamannya tersebut mempunyai sejuta fungsi.
"Tapi, pandemi ini jadi pemicu untuk mempercepat proses digitalisasi. Contohnya, kita bisa memaksa pedagang pasar tradisional, bahkan yang sudah sepuh-sepuh itu, untuk bertransaksi, atau membayar retribusi secara digital. Kita ajari itu, dan ternyata mereka bisa," katanya. (aka)