Kisah Bupati Kulon Progo Dituangkan dalam Buku Berjudul "50 Tahun Mengabdi Jejak Perjalanan Sutedjo"

Pembawaanya yang sederhana melekat dalam diri seorang Bupati Kulon Progo periode 2019-2022 yakni Sutedjo.

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Sri Cahyani Putri Purwaningsih
Peluncuran dan Bedah Buku Biografi "50 Tahun Mengabdi Jejak Perjalanan Sutedjo" di Balai Kalurahan Wijimulyo, Nanggulan, Kamis (19/5/2022) malam. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pembawaanya yang sederhana melekat dalam diri seorang Bupati Kulon Progo periode 2019-2022 yakni Sutedjo.

Kiprahnya dari pembantu carik hingga menjadi kepala daerah menarik seorang Doktor Sejarawan di Universitas Gajah Mada (UGM) yang merupakan asli orang Kulon Progo untuk menulis sebuah buku biografi yang menceritakan perjalanan Sutedjo.

Kisah itu dipersembahkan dalam sebuah buku berjudul "50 Tahun Mengabdi Jejak Perjalanan Sutedjo".

Penulis Buku, Dr. Ahmad Athoillah, M. A menceritakan ide penulisan buku biografi berawal dari sebuah diskusi yang berlangsung pada 2 tahun yang lalu, tepatnya 2 Agustus 2020.

Saat itu, dia berpikir ada 3 orang bupati yang berasal dari Kulon Progo dan dipilih oleh rakyat. 

Yaitu Toyo Santoso Dipo, Hasto Wardoyo dan Sutedjo.

Baca juga: BMKG Prediksikan Lama Musim Kemarau 2022 Berkisar 14 Hingga 19 Dasarian

Ia kepengin dari ketiga bupati itu dikenang dalam sebuah buku. Akan tetapi kendalanya, saat ia ingin menulis kisah Bupati Kulon Progo periode 2001-2011, Toyo Santoso Dipo namun beliau sudah tutup usia.

Kemudian ia tertarik ketika melihat sosok Sutedjo. Bupati Kulon Progo periode 2019-2022. Beliau menggantikan Hasto Wardoyo yang menjabat sebagai bupati periode 2011-2019 dan kini menjabat sebagai kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI. 

"Saya lihat pak Tedjo dari masih mahasiswa terus jadi pembantu carik hingga akhirnya menjadi bupati. Sehingga saya ingin memberikan contoh kecil perjalanan pak Tedjo lahir dari keluarga lurah yang penuh kejawaan. Penginnya sekarang ini banyak generasi muda yang jadi pejabat tapi punya budaya jawa," terangnya saat ditemui di sela peluncuran dan bedah buku di Balai Kalurahan Wijimulyo, Nanggulan, Kamis (19/5/2022) malam. 

Kisah perjalanan 50 tahun Sutedjo mengabdi karya Atho ditulis dalam buku setebal lebih dari 400 halaman. Proses riset berlangsung selama 2 bulan bersama Komunitas Penggiat Sejarah Kulon Progo (KPSKP).

Atho menyebut dari 8 bab, yang paling menonjol terdapat pada bab di bagian awal yang mengisahkan karir Sutedjo ketika beliau menjabat sebagai seorang lurah. 

"Saat itu pak Tedjo ya jadi lurah, ya jadi mahasiswa sampai menikah kemudian beliau bisa lulus kuliah. Yang paling syok justru dari lurah jadi pegawai negeri sipil (PNS) biasa. Sampai pak Tedjo buka warung kelontong karena tidak punya uang," kata Atho. 

Buku biografi hasil karyanya itu akan disebarluaskan kepada publik di akhir masa jabatan Bupati Kulon Progo, Sutedjo pada 22 Mei mendatang.  

Sementara Bupati Kulon Progo, Sutedjo mengaku awalnya tidak setuju begitu saja ketika akan dibuatkan sebuah buku biografi yang mengisahkan perjalanan karirnya. 

Baca juga: Polres Bantul Ringkus Sindikat Pencuri Asal Jakarta yang Kerap Beraksi di Toko Modern

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved