Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Beringharjo Yogyakarta Kini Turun di Kisaran Rp15.000
Dua minggu yang lalu minyak goreng curah masih berada di harga Rp19.000 per kilogram., kini minyak goreng curah telah berada di harga Rp15.000
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Harga minyak goreng curah di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, saat ini mulai menurun.
Seorang penjual minyak goreng di Pasar Beringharjo, Surati (62), mengatakan dua minggu yang lalu minyak goreng curah masih berada di harga Rp19.000 per kilogram.
Namun, kini minyak goreng curah telah berada di harga Rp15.000 per kilogram.
"Sejak dua minggu yang lalu hingga saat ini, harga minyak goreng curah menurun Rp4.000 per kilogram," kata Surati, kepada wartawan di Pasar Beringharjo, Minggu (15/5/2022) siang.
Sementara itu, ia membandingkan harga minyak goreng kemasan masih tetap dan tidak terjadi penurunan selama dua minggu terakhir.
Katanya, harga minyak goreng kemasan masih berada di harga Rp25.000 per liter.
Dikatakannya, perbandingan Rp10.000 antara minyak goreng curah dengan minyak goreng kemasan per kilogram/liter memberikan efek terhadap daya konsumsi masyarakat.
Maka dari itu, kata Surati, banyak konsumen yang kini lebih beralih memilih minyak goreng curah daripada minyak goreng kemasan.
"Apa lagi kalau saat ini jarang ada yang beli 100 liter minyak goreng kemasan. Rata-rata para pembeli minyak goreng kemasan beralih membeli minyak curah. Karena para pembeli setidaknya bisa menghemat uang Rp100.000," terangnya.
Dalam sehari, dia mampu menjual 30 jeriken atau setara dengan 510 kilogram minyak goreng curah.
Dan dalam sehari ia hanya menjual 12 liter minyak goreng kemasan.
Terkait turunnya harga minyak goreng curah pada saat ini, ia menyebut bahwa minyak goreng curah masih mudah ditemui di setiap pasar maupun distributor minyak goreng curah.
Tidak hanya minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan yang dijual oleh Surati. Ia pun, menjual minyak goreng padat dan minyak goreng kelapa.
Kendati demikian, Rini (57), warga Kabupaten Bantul, turut membeli minyak goreng kelapa dan minyak goreng curah dengan alasan tertentu.
"Karena minyak goreng kelapa denger-denger sehat untuk tumis sayuran. Tetapi, untuk keperluan hari-hari biasa saya tetap membeli minyak goreng curah," paparnya.
Walau kini dia mengkonsumsi minyak goreng kelapa dan minyak goreng curah, rupanya dahulu sebelum harga minyak goreng kemasan naik, ia mengkonsumsi minyak goreng kelapa dan minyak goreng kemasan.
Maka dari itu, besar harapannya terhadap permerintah untuk dapat mengendalikan harga minyak goreng kemasan. (*)