Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Problematika Sampah di Yogyakarta, Istri dan Anak Terpaksa Mengungsi

Keluarga Kampung Tegal Kemuning di terpaksa mengungsi lantaran tak tahan dengan kondisi TPS Lempuyangan yang berlokasi di sebelah selatan kediamannya.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Pengemudi becak motor melintas di depan TPS Lempuyangan, Rabu (11/5/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Satu keluarga di Kota Yogyakarta terpaksa mengungsi akibat tak tahan dengan bau tak sedap yang bersumber dari tumpukan sampah di Jalan Hayam Wuruk, Danurejan, Kota Yogyakarta .

Sampah-sampah itu adalah kiriman masyarakat yang sudah dua hari lalu menggunung di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Lempuyangan dan tak kunjung diangkut ke TPST Piyungan.

Kondisi TPS Lempuyangan , Rabu (11/5/2022) memang sudah sangat overload.

Beragam plastik berisikan sampah itu menumpuk hingga menyentuh atap dari TPS Lempuyangan .

Bau menyengat sangat mengganggu pengguna jalan yang melintas di jalan itu.

Baca juga: Tumpukan Sampah di TPS Lempuyangan Bikin Dagangan Jarang Tersentuh Pembeli

Beberapa pengendara juga merekam tumpukan sampah itu dengan kamera ponselnya.

Tumpukan sampah di sana juga menimbulkan kemacetan, sebab sampah-sampah itu nyaris menutup separuh badan jalan.

Yang paling terdampak akibat buruknya penanganan sampah di Yogyakarta adalah keluarga Sigit Prasetyo.

Warga Kampung Tegal Kemuning, Danurejan, Kota Yogyakarta itu mengaku istri dan anaknya sampai terpaksa mengungsi lantaran tak tahan dengan kondisi TPS Lempuyangan yang berlokasi di sebelah selatan kediamannya.
 
"Ngungsi ke tempat mbaknya (istri) sana. Pas dua hari ini, repot kan," keluhnya.

Bukan cuma aromanya, Sigit dan keluarga merasa terganggu dengan adanya air lindi yang mengalir dari timbunan sampah ke arah depan rumahnya.

"Depan rumahku itu, kuning-kuning airnya. Setiap jam tak suntaki (siram) air, baunya menyengat. Belum lagi nanti kalau hujan," bebernya.

Baca juga: Tumpukan Sampah di Kota Yogyakarta Kian Parah di Sentra Oleh-oleh Bakpia di Jalan KS Tubun

Rumah Sigit berjarak sekitar 3 meter dari TPS Lempuyangan .

Kondisi ini akhirnya memaksa Sigit dan Ketua RT setempat memasang bambu dan spanduk bertuliskan larangan membuang sampah di TPS Lempuyangan.

Dia meyakini persoalan serupa tak hanya dihadapinya sendiri. 

Namun, tetangga atau warga sekitar TPS pun merasakan hal yang sama. 

Komplain ke pemerintah, diakuinya sudah dilayangkan bersama warga lainnya.

"Parah tenan ambune (parah sekali baunya). Tadi saya ke bengkel (sebelah TPS) sampai sesak. Bikin nggak nafsu makan," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga Dusun Banyakan 1-3, Ngablak, Watu Gender, Bendo, dan Nglengkong memblokade TPA Regional Piyungan, Bantul sejak Sabtu (7/5/2022). 

Mereka menuntut agar TPA Piyungan ditutup secara permanen.

Baca juga: Kota Yogyakarta Mendekati Darurat Sampah, Tumpukan Sampah Sudah Lampaui 1.000 Ton 

Tuntutan didasari keluhan warga akan bau dan limbah sampah yang mencemari lingkungan serta sumber air. 

Selain itu wacana TPA transisi yang dianggap mendekatkan sampah ke area pemukiman.

Imbas blokade ini, sampah tampak menggunung di sejumlah depo atau tempat penampungan sementara di Kota Yogyakarta .

DLH Kota Yogyakarta memperkirakan sampai 10 Mei 2022 kemarin ada sekitar 1.600 ton sampah yang belum bisa dibuang akibat ditutupnya TPA Piyungan.

Jika lokasi pembuangan akhir beroperasi kembali, dibutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk menormalisasi depo dan TPS di seluruh Kota Yogyakarta . ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved