Berita Bantul Hari Ini

Volume Sampah Saat Lebaran Meningkat hingga 900 Ton per Hari di TPA Piyungan

Sampah yang dibuang di TPA Piyungan berasal dari sampah rumah tangga dan sampah yang berasal dari lokasi wisata.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Zona A TPA Piyungan 

TRIBUNJOGJA.COM - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan selama ini terus menerima sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Sleman.

Di libur Lebaran ini sampah mengalami peningkatan, dan diperkirakan setelah lebaran pun sampah di tiga wilayah tersebut masih tinggi.

Kepala Balai Pengelolaan Sampah TPA Piyungan, Jito mengatakan sampah yang dibuang di TPA Piyungan berasal dari sampah rumah tangga dan sampah yang berasal dari lokasi wisata.

"Dan yang paling tinggi sampah wisata. Sementara dari rumah tangga, saat lebaran konsumsi maka sampah juga meningkat," ucapnya, Sabtu (7/5/2022).

Baca juga: DLH Luruskan Problematika yang Ada di TPA Piyungan

Dari catatannya, volume sampah meningkat tajam pada Kamis tanggal 5 Mei kemarin dengan mencapai 815 ton.

Angka itu semakin naik pada hari Jumat 6 Mei di angka 906 ton.

Ia pun memperkirakan, pada hari Senin pekan ini, setelah libur panjang, volume sampah akan kembali naik.

Tak hanya berhenti di situ saja, volume sampah akan terus tinggi begitu jadwal sekolah, dan perguruan tinggi kembali dimulai.

"Saat sekolah dimulai, mahasiswa juga sudah masuk, saya yakin sampah akan bertambah," ucapnya.

Terlebih saat ini pola konsumsi masyarakat sudah berubah dengan adanya pesan makan online. Banyak warga, termasuk mahasiswa memesan makanan secara online dan tentu saja hal itu membuat sampah rumah tangga menjadi meningkat karena bungkus-bungkus makanan tersebut.

Ia mengungkapkan pada tahun 2019 kemarin, sampah yang dibuang di TPA Piyungan mencapai 550 sampai 600 ton per hari.

Dari tahun tersebut, volume sampah terus meningkat hingga sebelum Lebaran kemarin mencapai 700-800 ton per hari.  

"Sebelum lebaran 770 ton, begitu lebaran operator memang libur, tapi begitu masuk, volume sampah melejit," imbuhnya.

Agar tidak terjadi permasalah di TPA Piyungan, ia berharap setiap warga dapat mengolah sampah sejak dari rumah.

Kini, dengan ditutupnya TPA Piyungan oleh warga tentu saja akan mempengaruhi penumpukan sampah di setiap wilayah kabupaten kota.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji mengatakan bahwa untuk mengatasi permasalahan penutupan TPA Piyungan saat ini dan ke depannya, ia berupaya untuk membangun kapasitas Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS3R) yang saat ini berjumlah 64 tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Sleman.

"Sekarang ini ada 64 TPS3R yang harus kita bangun kapasitasnya, nanti setiap TPS3R minimal bisa mengelola sekitar 2-3 desa di sekitarnya. Sehingga yang masuk ke TPA sekitar 10 persen, itupun hanya residu," tuturnya.

Ia pun mendorong setiap kalurahan membangun TPS3R sendiri.

Dengan demikian, semakin banyak sampah yang bisa diolah.

Baca juga: Produksi Sampah di Kota Yogyakarta Meningkat Selama Idulfitri 2022

"Kami merencanakan akan ada 109 TPS3R lagi, supaya sampah itu selesai di tingkat kalurahan," imbuhnya.

Terkait dengan tuntutan warga dan penutupan TPA Piyungan , Kuncoro mengatakan bahwa pemerintah daerah terus berproses untuk memberikan pelayanan terbaik, baik untuk warga sekitar TPA Piyungan ataupun warga yang membuang sampah.

"Kami sudah berproses melalui penataan dan pengolahan lindi juga kami jaga benar. Bahkan sampai endapan di tampungan air lindi kami keruk, harapanya pengolahan bisa sempurna," tuturnya.

"Ya tentu kami juga mengakui sekeras apapun upaya kami, pasti alam ikut berpengaruh, bau kebawa angin juga kemana-mana. Hujan deras pasti (sampah) mlorot, mlorot karena kita tidak pilah sampah. Ketika sampah plastik dicampur, maka plastik akan jadi bidang gelincir. Kalau sudah kemana-mana ya harus kita naikan lagi," urainya.

Maka dari itu, ia menekankan bahwa perlu adanya pemilahan sampah sejak dari rumah.

Yang perlu dipahami, ujarnya lagi, bahwa produk sampah tidak semakin berkurang tapi semakin tambah.

"Jadi kami terus mengkampanyekan agar seluruh masyarakat dapat melakukan pilah mandiri. Masalah sampah ini adalah tanggung jawab kita bersama," tambahnya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved