Kuliner Jogja
Rahasia Kaldu dan Resep Sate Kelinci Pak Go yang Membuatnya Eksis Sejak 1986 di Kaliurang
penjual sate kelinci, Gogo (52) mulai berjualan sate kelinci sejak 1998. Namun warung sate itu turun-temurun, dari simbahnya, sejak 1986
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN- Sate kelinci menjadi makanan khas di Kaliurang, Sleman, setelah jadah tempe. Banyak warung sate kelinci di wilayah Kaliurang, terutama sekitar Telaga Putri.
Sate kelinci rupanya sudah menjadi makanan khas sejak dulu. Salah satu penjual sate kelinci, Gogo (52) mulai berjualan sate kelinci sejak 1998.
Namun warung sate yang ditempatinya itu turun-temurun, dari simbahnya, sejak 1986.
Simbahnya mulai berjualan sate sejak 1931 dengan menu khusus sate kambing, kemudian diteruskan oleh orangtuanya, dan kini ia yang melanjutkan usaha sate.
"Kalau dulu memang bukan sate kelinci, tetapi sate kambing. Baru jadi sate kelinci tahun 1986, ya tetap ada sate kambing sama ayam. Tetapi tidak dipajang, karena mengundang lalat,"katanya, Selasa (03/05/2022).
Dijamin asli

Baca juga: Diserbu Wisatawan Kaliurang, Pak Go Potong 32 Kelinci
Keunikan warung sate Pak Go adalah karena kelinci yang sudah disembelih digantung dekat tempat membakar sate.
Menurut dia, menggantung kelinci yang sudah disembelih membuktikan bahwa sate kelinci yang dijual asli.
Ia mengungkapkan beberapa pelanggan khawatir sate kelinci dicampur dengan daging ayam. Sebab warna dan tekstur sate kelinci menyerupai sate ayam.
"Ada beberapa pelanggan yang khawatir dicampur sate ayam. Tetapi kalau sudah biasa jajan sate kelinci pasti tahu kalau dicampur. Teksturnya agak berbeda, kalau sate kelinci itu empuk tetapi ada sedikit kenyal,"ungkapnya.
Rahasia kaldu
Baca juga: H+1 Idulfitri, Kaliurang Diserbu Wisatawan
Selain menjamin keaslian daging, yang membuatnya warung satenya tetap eksis adalah kaldu kelinci yang dibalurkan sebelum dibakar.
"Jadi tulangnya (kelinci) itu direbus, sehingga bisa jadi kaldu. Sebelum dibakar dikasih kaldu dulu. Sehingga aromanya berbeda, khas kelinci. Dan rasanya lebih enak, dagingnya lebih kenyal,"lanjutnya.
Saat pandemi COVID-19, ada penurunan penjualan. Bahkan Idulfitri tahun lalu ia terpaksa tutup karena ada pembatasan kegiatan masyarakat.