Berita Sleman Hari Ini
Cerita Samidi, Saksi Mata Ledakan Petasan di Sleman yang Meluluhlantakkan Sebuah Rumah
Pagi itu, Jumat (22/4) belum genap pukul delapan pagi, Samidi, ketua RW 09, Plosokuning V, Minomartani, Ngaglik sedang mencuci gelas sisa sahur tadi
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
"Kerusakan radius kurang lebih hingga 30 meter. Paling parah, rumah penyimpanan bahan peledak itu," kata dia. Total secara keseluruhan, ada 8 rumah yang rusak. Mulai dari rusak ringan hingga parah.
Baca juga: Pemkab Bantul Gelar Pasar Murah untuk Penuhi Kebutuhan Masyarakat dan Stabilkan Harga Jelang Lebaran
Dahsyatnya ledakan membuat satu rumah di RT 22 RW 09 dusun Plosokuning V, Minomartani, Ngaglik ambruk. Garis polisi terpasang di lokasi kejadian.
Sejumlah warga berdatangan untuk melihat dari dekat. Unit Jibom Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda DIY sudah melakukan sterilisasi di lokasi kejadian.
Hasilnya, petugas menemukan tiga bahan dasar pemicu ledakan dahsyat yang mampu merobohkan rumah. Yaitu, sulfur, klorat dan bubuk arang.
Wadanden Unit Jibom Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda DIY, AKP Suripto menyampaikan, sifat ketiga bahan tersebut sangat berbahaya. Artinya, apabila diracik atau diramu dengan perbandingan yang sesuai maka akan menghasilkan daya ledak "low eksplosive".
"Tiga bahan itu sementara sudah kita diamankan," kata AKP Suripto.
Dijelaskan, sifat bahan peledak yang berbentuk cair, padat maupun campurannya (padat dan cair) sangat peka.
Apabila terkena aksi panas, benturan ataupun gesekan maka akan berubah secara kimiawi dengan cepat dan membentuk zat lain yang dapat disertai efek panas, tekanan dan suara yang tinggi.
Suripto menyampaikan, berdasarkan keterangan, ada dua kilogram bahan peledak yang dibeli secara online dan disimpan di dalam rumah tersebut.
Rumah di RT 22 itu diduga digunakan sebagai tempat untuk meramu mercon. Terbukti, barang yang diamankan, setelah sterilisasi, sebagian ada yang sudah dibuat menjadi mercon dan sebagian lain masih serbuk.
Rencananya, mercon tersebut akan digunakan sebagai hiburan merayakan lebaran Idulfitri. Tetapi, lebih dahulu meledak dengan dahsyat.
Ia tidak mengetahui penyebab pasti ledakan tersebut.
"Tapi dimungkinkan karena faktor lingkungan. Ada panas, atau mungkin faktor lain. Misalnya hewan yang dapat memicu menghasilkan gesekan benturan sehingga memicu ledakan," kata Suripto.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat, menjelang lebaran Idulfitri, supaya tidak coba-coba dengan bahan peledak meskipun tujuannya sebagai hiburan. Sebab, bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Salah satu contohnya adalah ledakan tak terduga yang merobohkan satu rumah dan sejumlah rumah lainnya rusak ringan. (rif)