Berita Kriminal Hari Ini
TERKUAK Motif Pelaku Pembunuhan Warga Kuncen Wirobrajan, Sakit Hati Karena Diejek Soal Kisah Asmara
Motif pembunuhan itu dipicu lantaran tersangka merasa sakit hati karena korban sering mengejek kisah asmaranya dengan seorang perempuan.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Begitu tahu korban ada di rumah saksi, tersangka kemudian menyusul dan terjadilah penganiayaan itu.
"Sampai di rumah tersebut tersangka menendang korban dan korban sempat menangkis. Tapi tersangka mengeluarkan senjata tajam pisau dan menusukkan ke dada dua kali, tangan dua kali yang menyebabkan mengenai jantung dan paru-paru," katanya.
Saksi Sigit sempat membawa korban ke rumah sakit tetapi nyawa korban tidak tertolong.
Sementara, Wawan melarikan diri dengan sepeda motor Honda Astrea miliknya.
Untuk mengelabui petugas, dalam pelariannya Wawan tinggal berganti-ganti di wilayah Gamping, Sleman dan Kasihan, Bantul.
Dari keterangan polisi, dia juga tidur di kuburan dan semak-semak.
Wawan kini terancam Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara 20 tahun. Subsider pasal 338 KUHP dan lebih subsider Pasal 353 ayat 3 KUHP.
Sebelumnya, Tri Lestari (41) salah seorang warga menjelaskan bahwa korban Budi awalnya bertamu ke rumah adiknya yang bernama Sigit.
Selang beberapa waktu, datanglah pelaku. Awalnya dia mengira korban dan pelaku hanya berkelahi biasa.
"Saya tahunya kerengan (berantem). Pelaku tak suruh jangan di sini (diusir). Saya bilang gitu, pelaku dengan santainya pergi. Nggak lari cuma jalan pelakunya," kata Tri ditemui di lokasi.
Saat menyuruh pelaku pergi itu, Tri belum tahu jika telah terjadi penusukan. Pelaku pun pergi menggunakan sepeda motor miliknya.
Namun, tiba-tiba korban meminta kepada Sigit untuk mengantar ke rumah sakit. Usai meminta diantar ke rumah sakit, korban jatuh dari kursi yang berada di rumah. Darah mengucur dari tubuh korban.
Baca juga: Ada Proyek Apa di Alun-alun Utara Yogyakarta?
"Terus korban bilang sama adik saya 'Git tulung terke ning rumah sakit (Git tolong antarkan ke rumah sakit). Baru berdiri adik saya, korban tahu-tahu jatuh dari tempat duduknya. Tahu-tahu darah sudah banyak saya langsung cari pertolongan, untuk dibawa ke rumah sakit," katanya.
Pelaku diduga menusuk korban menggunakan pisau. Namun saat pelaku pergi, Tri mengaku tidak sempat melihat pisau di tangannya. Selain itu, sebelumnya dia tidak mendengar suara gaduh.
"Pelaku sama korban diam-diaman saja. Mas Budi (korban) nggak teriak minta tolong," katanya.
Tri menjelaskan bahwa korban ini merupakan teman dari adiknya.
Sudah 5 tahun lamanya dia tidak berkunjung ke rumah Sigit.
Barulah hari terjadinya penusukan itu, korban kembali mengunjungi Sigit usai mengantar anaknya sekolah.
"Udah lama udah 5 tahunan nggak kesini baru ini ndilalahe (ternyata) adik saya ketamon (menerima tamu) kok ada kejadian," pungkasnya. (hda)