Berita Kota Yogya Hari Ini
Peringati Hari Kartini, Buruh Gendong Pasar Beringharjo Unjuk Kebolehan di Atas Catwalk
Puluhan Buruh Gendong tampak berkumpul di pintu timur Pasar Beringharjo , Kota Yogyakarta , pada Rabu (20/4/2022) siang. Tetapi, tak seperti biasanya
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan Buruh Gendong tampak berkumpul di pintu timur Pasar Beringharjo , Kota Yogyakarta , pada Rabu (20/4/2022) siang.
Tetapi, tak seperti biasanya, mereka terlihat begitu mempesona, dengan riasan sederhana, dan dibalut kebaya khas Indonesia yang sangat menawan.
Tidak sekadar saling membaur, satu persatu perempuan tangguh itu pun menunjukkan kebolehannya, berjalan, dan melenggak-lenggok di atas catwalk bagai model papan atas.
Beberapa raut muka gugup tidak dapat disembunyikan, namun tak sedikit yang melenggang percaya diri.
Baca juga: TERKUAK Motif Pelaku Pembunuhan Warga Kuncen Wirobrajan, Sakit Hati Karena Diejek Soal Kisah Asmara
Agenda fashion show tersebut, diprakarsai oleh Perempuan Berkebaya Indonesia Yogyakarta, untuk memperingati Hari Kartini .
Ketua Penyelenggara, Margareta Tinuk Suhartini, mengatakan, terdapat 40 Buruh Gendong di seantero Pasar Beringharjo , yang dilibatkan dalam kegiatan ini.
"Kami pilih Pasar Beringharjo karena di sini banyak Buruh Gendong , yang mungkin sudah lama sekali tidak ikut serta memperingati Hari Kartini . Atau, bahkan ada di antara mereka, yang lupa apa Hari Kartini itu," urainya.
Melalui momentum ini, pihaknya hendak membuka ingatan Buruh Gendong terhadap sosok Ibu Kartini, yang perannya dalam isu kesetaraan gender di Indonesia pun tak perlu diragukan lagi.
Margereta menilai, peragaan busana merupakan event tepat, dan melekat di ingatan.
"Karena tujuan kami kan ingin membuka memori teman-teman Buruh Gendong ini ya, sembari mengenalkan kebaya sebagai busana khas, asli Indonesia," cetusnya.
Apalagi, ia melihat, Buruh Gendong merupakan salah satu perwujudan perempuan tangguh yang terus berjuang keras demi menghidupi keluarganya. Namun, apa yang mereka kerjakan itu, seringkali dipandang sebelah mata.
"Jadi, ini sekaligus penghargaan untuk Buruh Gendong. Mereka semua adalah perempuan-perempuan hebat yang terlupakan. Padahal, buruh gendong ini salah satu pejuang emansipasi yang harus kita apersiasi," tandasnya.
"Lagipula, event seperti ini baru pertama kali bagi mereka, dan antusiasmenya luar biasa. Senang rasanya ya, melihat teman-teman bahagia. Karena seharian ini tidak bekerja, kami berikan paket sembako," lanjut Margareta.
Sementara, Mursinah (79), Buruh Gendong tersepuh yang ambil bagian dalam fashion show itu, mengaku senang bisa kembali merasakan perayaan Hari Kartini .
Perempuan yang sudah 35 tahun menggeluti profesi Buruh Gendong ini pun sangat antusias mengikuti peragaan busana.
Baca juga: Pemkab Klaten Siapkan Jalan Alternatif Guna Antisipasi Limpahan Pemudik dari 9 Daerah
"Ini pertama kali dan seneng banget bisa kumpul sama teman-teman, pakai kebaya. Sempat grogi juga ya, karena nggak pakai latihan, langsung jalan," ungkapnya.
Sehari-harinya perempuan asal Kulonprogo itu menjalani aktivitas sebagai Buruh Gendong di lantai tiga Pasar Beringharjo , atau tepatnya di kios gula jawa.
Dalam sekali gendongan, sekitar 50 kilogram komoditi milik konsumen sanggup diangkutnya sekaligus menuju lantai satu pasar.
"Sekali ngangkut upahnya Rp7.500, saya beroperasi dari kisaran 07.00, sampai 14.00, karena sudah tidak kuat lagi kalau sampai sore. Dapatnya, ya, sekitar Rp50 ribu, tapi dipotong transport Rp17 ribu," kisah Mursinah.
"Berat ngga berat, yang penting saya senang, wong kalau nggak kerja itu malah susah. Pernah saya di rumah saja, libur empat hari, tapi malah nggka senang. Lebih suka kerja, bisa ketemu orang-orang di pasar," imbuhnya. (aka)