Berita Bisnis Terkini
Manisnya Industri Gula Batu di Bantul Jelang Ramadan, Sehari Produksi 3 Ton
Meningkatnya konsumsi gula batu setiap Ramadan dan Idulfitri ini disinyalir karena adanya kenaikan penggunaan penambah cita rasa manis pada makanan.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Satu di antara produsen gula batu di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, selalu merasakan adanya peningkatan daya beli konsumen ketika Ramadan dan mendekati Idulfitri.
Setiap Ramadan, CV Rejeki Agung mampu memproduksi tiga ton gula batu per hari.
"Itu pun, tidak semua orderan konsumen kami terima. Rata-rata orderan itu berasal dari sales marketing yang sering memasarkan produk kami," kata perwakilan CV Rejeki Agung, Wahyu Sukmo Sejati dari kepada Tribunjogja.com di kantornya, Selasa (19/4/2022) siang.
Ia juga membandingkan, sebelum bulan puasa dalam sehari mampu memproduksi dua ton gula batu.
Baca juga: Meski Tinggi Gula, Ternyata Kurma Efektif Menurunkan Berat Badan
Meningkatnya konsumsi gula batu setiap Ramadan dan Idulfitri ini disinyalir karena adanya kenaikan penggunaan penambah cita rasa makanan seperti saat pembuatan kolak dan makanan lain untuk buka puasa.
Banyak konsumen dari luar provinsi DIY yang membeli gula batu produksinya, meliputi DKI Jakarta, Sumatera Utara, Jawa Timur, dan sebagainya.
Sebagai contoh, dia menjelaskan, konsumen dari Sumatera Utara, sekali dalam sebulan selalu membeli gula batu buatannya.
Lanjutnya, transaksi yang dijalankan tentu tidak tatap muka, sehingga dalam pengiriman gula batu yang dipesan oleh konsumen tersebut dikirim melalui jasa pengiriman barang jalur darat.
Ia juga menceritakan hambatan yang dilalui saat proses produksi.
Saat proses produksi berlangsung, dia membutuhkan sinar matahari sebagai proses pengeringan gula batu.
Namun, adanya cuaca yang tidak menentu di tempat ia memproduksi gula batu, menjadikan satu di antara hambatan yang dihadapinya.
"Biasanya proses pengeringan gula batu ketika cuaca panas, hanya membutuhkan waktu sehari saja. Tetapi, karena sekarang cuaca tidak menentu, kami butuh tiga sampai empat hari untuk mengeringkan gula batu. Dan setelah itu dibungkus oleh tim kemasan untuk dipasarkan dengan layak," terangnya.
Berbekal pengalaman menjadi sales marketing gula merah sejak pertengahan 2013, ia mengaku sudah mengenali berbagai tempat penjualan yang baik.
Baca juga: Melihat Jejak Pabrik Gula Karanganom Peninggalan Masa Hindia Belanda
Maka dari itu, ia memulai mengembangkan penghasilan melalui bisnis yang dimulai pada pertengahan 2015.
Saat pertengahan 2015 itu, ia mulai belajar bagaimana cara membuat gula batu dan gula jawa yang benar.