Berita Kota Yogya Hari Ini
Tribun Jogja dan PW Muhammadiyah DIY Jalin Sinergitas
Tribun Jogja menyambangi kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta, Selasa (12/4/2022) sore. Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tribun Jogja menyambangi kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta, Selasa (12/4/2022) sore.
Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak berkomitmen untuk saling bersinergi dalam amar ma'ruf nahi munkar di arus informasi publik.
Kehadiran Tribun Jogja pun ditemui langsung oleh Ketua Umum Gita Danupranata dan beberapa Wakil Ketua, mulai Azman Latif, Arif Jamali Muis, dan Muhammad Isnawan.
Perbincangan mengenai berbagai polemik kebangsaan berlangsung hangat selama sekitar 90 menit.
Baca juga: Satpol PP DIY Kerahkan 1.831 Kelompok Jaga Warga dan Linmas untuk Awasi Remaja Berpotensi Klitih
Wakil Ketua PW Muhammadiyah DIY, Arif Jamali Muis, mengungkapkan, selama ini organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu, terbiasa bekerja dalam diam.
Namun ternyata, dengan amal usaha yang tersebar di seantero negeri, publik belum memahami seutuhnya.
"Masih ada yang menilai Muhammadiyah, dianggap tidak memberi konstribusi pada tanah air. Maka, kami melihat pentingnya peran sinergitas ini," ungkapnya.
Ia memahami, di kalangan akar rumput, masih banyak anggapan, saat mempublikasikan kegiatan, atau dakwah pada khalayak publik itu cenderung riya.
Hanya saja, Arif melihat, arus informasi, khususnya di jagat dunia maya membutuhkan pencerahan Muhammadiyah.
"Takutnya itu riya, dan menghilangkan nilai pahala. Tapi, bukannya ini lebih baik, ya, daripada arus informasi malah didominasi sama ujaran kebencian," urainya.
Azman Latif menambahkan, sejatinya Muhammadiyah mempunyai sebuah media dakwahnya sendiri, yang telah berusia puluhan tahun, yakni Suara Muhammadiyah. Tapi, dirinya menyadari, pembaca majalah dan portal SM ini, cenderung hanya internal persyariktan saja.
"Sementara dari eksternal itu sangat jarang menyentuh. Sehingga, kerjasama dengan media mainstream menjadi sangat penting. Terutama, untuk pelurusan berbagai isu, yang menyangkut Muhammadiyah," katanya.
Ia mencontohkan, saat memasuki tahun politik, yang dibarengi dengan beberapa kontestasi, Muhammadiyah seringkali ditarik ulur posisinya, seakan condong kepada pihak tertentu. Padahal, sebagai ormas, sejak dahulu ditandaskan, bahwa Muhammadiyah netral.
Baca juga: Jelang Lebaran, Bupati Sleman Pastikan Persediaan Sembako Aman
"Saya kira ini yang perlu dijelaskan juga melalui media mainstream, saat berbicara soal politik, Muhammadiyah berada pada posisi netral. Bahkan, kami punya kedekatan yang sama dengan seluruh parpol," cetusnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Tribun Jogja, Ribut Raharjo, menuturkan bahwa sinergitas dengan organisasi yang didirikan pada 1912 ini sangat lama dinantikannya. Sebab, menurutnya, pemikiran dari Muhammadiyah dianggap bisa memberikan warna tersendiri.
"Kami ingin ada warna pemikiran Muhammadiyah dalam pemberitaan Tribun Jogja. Karena, kami meyakini, setiap pemikiran Muhammadiyah adalah diskurusus yang bisa didiskusikan. Makanya, kami datang ke sini, sowan dan sekaligus ngaji dengan PWM," ujarnya. (aka)
