Berita Kriminal
Ciri-ciri Pelaku Pembawa Gir yang Menewaskan Pelajar Yogya di Gedongkuning, Kata Polisi Berdasar BAP
Polisi mengantongi ciri-ciri pelaku kekerasan dengan gir yang menyebabkan pelajar SMA Yogyakarta meninggal di Gedongkuning
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ciri-ciri pelaku kekerasan yang menewaskan pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta di Gedongkuning mulai teridentifikasi. Polisi telah mengantongi ciri-ciri pelaku yang diduga bergerombol dan bersepeda motor dengan membawa gir yang dililit kain untuk melakukan aksinya.
Selain identifikasi pelaku, jajaran Ditreskrimum Polda DIY juga menyimpulkan sementara bahwa penganiayaan menggunakan gir yang berujung maut dengan korban pelajar SMA di Yogyakarta tersebut dipicu karena saling emosi di jalan. Kejadian itu ternyata bukan aksi klitih, melainkan perselisihan dua kelompok karena saling emosi.
Kelompok korban sempat mengejar rombongan pelaku. Namun rombongan pelaku berbalik arah, menunggu dan siap mengayunkan gir yang diikat kain. Hal itu berdasarkan hasil BAP saksi-saksi kasus meninggalnya pelajar di Gedongkuning
Demikian juga ciri-ciri pelaku mulai terungkap berdasarkan BAP.
Polisi telah memeriksa 11 saksi dan memelajari 9 rekaman kamera CCTV disekitar lokasi kejadian.
Baca juga: BAP Kasus Meninggalnya Siswa SMA di Gedongkuning: Kubu Korban Mengejar, Pelaku Berbalik Ayunkan Gir
"Pelaku belum kami tangkap. Sekarang masih mempelajari 9 rekaman CCTV disekitar lokasi," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indriadi, Selasa (5/4/2022).
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi-saksi, pelaku berjumlah lima orang.
Mereka mengendarai dua sepeda motor, dengan satu di antara mereka membawa gir yang diikat kain untuk melukai korban.
"Kami sudah mengidentifikasi pelaku. Mereka mengendarai sepeda motor jenis Nex dan Honda Vario," jelasnya.
Dari kejadian itu, Polisi mengimbau kepada orang tua supaya memantau dan mengawasi anak-anaknya.
Selain itu, pihaknya juga menekankan agar semua pihak berperan aktif untuk meminimalisir aksi kejahatan serupa.
"Sementara dari kepolisian, kami terus melakukan operasi setiap malam. Razia itu rutin kami lakukan," katanya.
Rekonstruksi dan latar belakang
Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indriadi, juga menyampaikan upaya rekonstruksi oleh penyidik sudah dilakukan.
Selain itu 11 saksi telah diperiksa guna mendapat petunjuk terkait pelaku penganiayaan tersebut.
"Berdasarkan hasil BAP 11 saksi yang sudah kami periksa, maka kronologi yang kami dapat adalah kelompok korban yang terdiri dari 5 kendaraan roda dua digunakan 8 orang, itu sekitar minggu dini hari melaju di jalan ring road selatan," katanya, saat mengabarkan update terkini kasus tersebut di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (5/4/2022).
Selanjutnya, lima motor ini mencoba menambah kecepatan dengan cara 'mbleyer' atau membuat bising knalpot.
Di saat bersamaan, kelompok korban pindah ke jalur lambat dan berpapasan dua sepeda motor yang diduga pelaku.
"Karena merasa tersinggung. Akhirnya kelompok korban melanjutkan perjalanannya hingga belok ke Jalan Imogiri. Mereka sempat melihat ke belakang memastikan kelompok pelaku tidak berada di sekitar mereka lagi," jelasnya.
Kemudian, rombongan korban melanjutkan perjalanan dan mampir ke salah satu warung makan di Jalan Gedongkuning.
Sebagian dari mereka turun dan memesan makanan.
Sebagian lagi masih berada di parkir warung makan tersebut.
"Di saat itu pelaku lewat di sebelahnya dengan ngegas dan 'mbleyer' memaki dan mengumpat rombongan korban," ujarnya.
Dari kronologi tersebut, Polisi sementara ini menyimpulkan bahwa penganiayaan yang terjadi merupakan aksi tawuran yang dipicu karena saling emosi.
"Kemudian 4 motor kelompok korban itu mengejar. Sambil proses pengejaran ternyata kelompok pelaku berbalik arah lagi. Tadinya ke utara berbalik Selatan seperti menunggu korban," jelasnya.
Salah satu dari lima pelaku itu turun sambil membawa gir dan bersiap untuk melakukan aksi kejahatannya.
"Salah satu dari lima pelaku itu turun sambil membawa gir diikat kain. Karena motor pertama rombongan koban kecepatannya tinggi, jadi tidak sempat kena ayunan girnya. Motor kedua lah yang kena. Di mana pembonceng atau korban saudara D di belakang terkena ayunan gir," ungkap Ade.
Lantaran sepeda motor korban melaju dengan kecepatan tinggi, akhirnya ia oleng dan terjatuh di Jalan Gedongtengen.
Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku penganiayaan tersebut.
"Saat itu ada Patroli dari Sabhara Polda DIY. Sekitar pukul 2.10 WIB tim patroli sempat menolong korban dengan membawanya ke RSPAU Dr Hardjolukito. Setelah ditangani korban meninggal Minggu pagi," terang dia.
"11 saksi sudah kami BAP, setelah memeriksa saksi kami terus telusuri. 9 rekaman CCTV sudah kami dapatkan. Ini masih proses analisis," ujarnya.
(*hda/ Tribun Jogja )