Update Terbaru Tol Yogya-Bawen: Pembebasan Lahan Sudah Sentuh Angka 92 Persen

Titik awal pembangunan trase Yogya-Bawen seksi satu tepatnya Yogyakarta- Simpang Susun (SS) Banyurejo berada di Desa Tirtoadi, Kapanewon Mlati

TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Sejumlah alat berat melakukan pembersihan lahan di dusun Sanggrahan Tirtoadi yang rencananya akan digunakan untuk groundbreaking pembangunan jalan tol Yogya-Bawen, Rabu (16/3/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Groundbreaking atau peletakan batu pertama ruas tol Yogyakarta-Bawen bakal dilaksanakan pada Rabu (30/3/2022) mendatang.

Groundbreaking menjadi simbolis dimulainya kegiatan konstruksi jalan bebas hambatan pertama di Yogyakarta.

Titik awal pembangunan trase Yogya-Bawen seksi satu tepatnya Yogyakarta- Simpang Susun (SS) Banyurejo berada di Desa Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten, Sleman.

Proyek pembangunan bakal melewati tiga kapanewon dan enam kalurahan di wilayah Sleman.

Sejauh ini proses pembebasan lahan di area terdampak tol telah menyentuh 92 persen.

Adapun sisanya sebesar delapan persen masih dalam proses pemberkasan karena merupakan tanah berkarakteristik khusus atau berstatus Sultan Ground (SG).

"Sisanya kita lakukan pemberkasan, beberapa sudah masuk untuk kita verifikasi. Kita verifikasi sesuai peraturan perundang-undangan. Sehingga harapan kita tidak terlalu lama pemberkasan itu selesai," terang Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY, Krido Suprayitno, Selasa (29/3/2022).

Baca juga: Pengerjaan Konstruksi Tol Yogyakarta-Solo di Klaten Sudah Mencapai 20,21 Persen

Baca juga: Kabar Terbaru Tol Yogyakarta-Bawen Wilayah Magelang, 500 Warga Karangkajen Bedol Desa

Krido menjelaskan, saat ini Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di wilayah Sleman barat masih dalam tahap proses penyelesaian.

Untuk diketahui RDTR merupakan bagian dari rencana rinci tata ruang di suatu wilayah.

Kendati demikian, Pemda DIY disebut telah melakukan kajian terkait dampak keberadaan exit toll Yogya-Bawen di Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sleman.

Kajian pengembangan wilayah itu dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, serta kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.

"Jadi kami sudah punya kajian untuk mengantisipasi perkembangan wilayah. Kajian aspek keruangan dan pengembangan wilayah kami sudah kami miliki, nanti kami padukan dengan RDTR yang sekarang masih berproses," ujarnya. (Tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved