ADVERTORIAL
Rektor UPNVY Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta ( UPNVY ) resmi mengukuhkan Prof Dr Mohamad Irhas Effendi MSi sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta ( UPNVY ) resmi mengukuhkan Prof Dr Mohamad Irhas Effendi MSi sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen, Rabu (30/3/2022) besok.
Irhas merupakan dosen dari Program Studi (Prodi) Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPNVY.
Saat ini, ia juga menjabat sebagai Rektor UPNVY periode 2018-2022.
Dalam pidato pengukuhan guru besar yang akan dilaksanakan besok, Irhas akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul ‘Evolusi Manajemen Strategi: Perspektif Teori dan Riset’.
Baca juga: Ikatan Alumni UPN Yogya Bersama LANAL Gelar Vaksinasi Booster
Diketahui, Irhas merupakan ahli di bidang manajemen strategi.
Dia menekuni bidang tersebut sejak menempuh studi master dan doktoral di Universitas Airlangga (Unair) di tahun 1997 dan 2001.
“Jadi, saya mau menyampaikan evolusi manajemen strategi yang seperti pendulum. Jadi, mulai dari periode awal tahun 1930-an yang lebih fokus ke internal, kemudian eksternal, internal lagi, hingga era digital dari perspektif teori dan riset,” bukanya kepada Tribunjogja.com .
Menurutnya, organisasi tidak bisa melepaskan diri dari situasi eksternal, meski lingkungan di internal sudah harmonis.
Dia mencontohkan, di tahun 1962-an, ada krisis keuangan yang membuat sejumlah perusahaan kolaps.
Dari situ, terlihat kenyataan bahwa situasi internal para perusahaan itu justru bagus.
Akan tetapi, apabila ada perubahan di lingkungan eksternal, situasi internal juga akan terdampak.
“Di tahun 1998, krisis ekonomi terjadi karena kejatuhan bank di Thailand. Indonesia juga terdampak dengan nilai tukarnya ikut jatuh. Padahal, di Indonesia itu situasinya harmonis,” ceritanya.
Baca juga: UPNVY Gelar Wisuda Luring Terbatas untuk Pertama Kali, Luluskan 694 Wisudawan
Dengan situasi tersebut, dapat disimpulkan, keharmonisan situasi di internal tidak menjamin negara mampu mengatasi krisis dari eksternal.
Ia melanjutkan, sejak saat itu, mulai ada pandangan bagaimana situasi di luar dan apa saja yang sekiranya bisa menjadi ancaman.