Sejak Awal Targetkan Finish di Papan Atas, Kini PSS Sleman Berjuang Untuk Lolos dari Jerat Degradasi

PSS Sleman kian terancam mendekati jurang degradasi BRI Liga 1 2021 seusai tunduk dari Persipura Jayapura pada pekan ke-32

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
dok PSS
Stiker PSS Sleman, Wander Luiz saat berhadapan dengan pemain Persipura di Stadion Kompyang Sujana, Minggu (20/3/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM - PSS Sleman kian terancam mendekati jurang degradasi BRI Liga 1 2021 seusai tunduk dari Persipura Jayapura pada pekan ke-32 , Minggu (20/3/2022) kemarin.

Pertarungan kedua tim tersaji di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Bali itu PSS Sleman harus mengakhiri laga dengan skor telak 2-4. Dalam pertandingan tersebut permainan PSS Sleman paling disorot lantaran lagi-lagi gagal menang setelah sempat memimpin di awal laga.

Tidak hanya itu, pasukan Laskar Sembada, julukan lain PSS, sempat dua kali berhasil memimpin pertandingan. Namun dalam sekejap arah pertandingan berbalik arah ketika striker PSS Sleman, Wander Luiz gagal mencetak gol lewat titik putih di babak kedua.

Seolah saat itu terjadi PSS kehilangan momentum untuk kembali menyerang dan menambah kedudukan. Seperti ada pemikiran dari pemain untuk mempertahankan kedudukan hingga akhir laga, alih-alih menambah kedudukan untuk memastikan kemenangan.

Baca juga: Munas Komunitas Wuling Almaz Indonesia, Turut Bantu Perputaran Ekonomi Pariwisata di Yogyakarta

Memang betul dengan hasil imbang PSS Sleman bisa mengamankan posisi untuk tidak terdegradasi ke Liga 2. Namun ambisi memenangkan pertandingan lebih kuat ditunjukkan oleh para pemain Mutiara Hitam.

Diakui pelatih PSS Sleman, I Putu Gede jika para pemainnya cukup tertekan dan ingin lebih mempertahankan keunggulan.

"Ada beberapa pemain yang malah tertekan sehingga mereka lebih ingin mempertahankan keadaan. Tapi saya lihat ada komunikasi yang baik, dan lebih berani pegang bola dan mengalirkannya. Namun seperti yang saya bilang ketika kita tidak bisa memanfaatkan peluang, kita sendiri yang akan dihukum," ujar I Putu Gede.

Eks pelatih Persekat Tegal ini juga menjelaskan jika situasi posisi Super Elja di papan klasemen saat ini sangat berpengaruh pada mental pemain. Ya, mereka memiliki tanggung jawab yang harus dipikul untuk mengangkat posisi tim yang semakin dekat dengan jurang degradasi.

Tentu hal itu bukanlah tugas yang sepele. Sejak awal putaran kedua dimulai, tim selalu optimis bisa mengakhiri musim di papan atas. Perombakan tim pun dilakukan, 14 pemain masuk dan 13 lainnya keluar.

Upaya itu seolah ingin menjawab tantangan publik lantaran di putaran pertama dinilai terseok-seok ketika tim ditangani Dejan Antonic.

Namun ternyata tantangan di paruh kedua ternyata lebih besar, PSS Sleman semakin terseok-seok. Mereka hanya mampu memenangkan tiga laga dalam 15 pertandingan di putaran kedua.

Dewan penasihat PSS Sleman , Sismantoro mengatakan kecewa dengan situasi yang kini dialami oleh klubnya. Ia pun menyebut rentetan hasil buruk ini menjadi tanggung jawab tim teknis.

Sejak awal manajemen sudah melakukan segala upaya untuk memenuhi keinginan tim teknis hanya saja hasilnya di luar ekspektasi.

“Saya jelas katakan ini tanggung jawab tim teknis, terutama tim konsultan teknis yang dimiliki PSS. Situasi ini sangat tidak menyenangkan bagi kami masyarakat Sleman, pecinta PSS,” katanya, Senin (20/3/2022).

Tim teknis yang beranggotakan Yeyen Tumena, Azan Karim, Demis, dan Dimas Didot sejak awal tidak ingin ada intervensi dari dalam hal pemilihan pemain. Seperti halnya Guy Junior yang sudah bersepakat sebelumnya harus dilepas karena tidak sesuai dengan keinginan tim teknis.

Sehingga semua pemain yang datang ke PSS pada putaran kedua ini semua adalah pilihan dari tim teknis tanpa intervensi dari manajemen. 

Baca juga: Alun-alun Klaten Bakal Direvitalisasi, Ini Tanggapan PKL dan Pengunjung

"Kami meminta pertanggungjawaban dari mereka untuk sekarang," ujar pria yang akrab dipanggil Lek Sis ini.

Lek Sis melanjutkan, beberapa waktu lalu ia bertandang ke Bali secara diam-diam untuk mengamati langsung timnya. Namun ia melihat tim teknis sama sekali tidak mendampingi I Putu Gede dalam untuk mencari solusi meningkatkan performa PSS.

“Saya lihat sendiri bagaimana tim konsultan teknis tidak berada di sana untuk mendampingi tim, bahkan saat pertandingan. Lalu apa fungsinya. Di laga lawan PSIS saya di Bali, saya tidak melihat mereka. Ini harus diurai segera karena PSS butuh kemenangan agar tidak degradasi,” jelas Lek Sis.

Dengan hasil ini tim berjuluk Super Elang Jawa itu semakin diambang zona degradasi. Kegagalan mendapat 3 poin kontra Mutiara Hitam membuat PSS tertahan di peringkat 14 klasemen sementara dengan 33 poin.

Sedangkan Persipura yang berada di zona degradasi dengan peringkat 16 sudah mengemas 30 poin. Terpaut 3 poin tentu bukanlah suatu yang bisa dianggap aman oleh PSS Sleman, mengingat masih ada dua laga tersisa hingga pekan 34 nanti.

Sehingga dalam dua laga terakhir PSS Sleman minimal mendapat 4 poin untuk mengamankan posisinya di Liga 1 musim depan. Mereka akan berhadapan dengan Persela yang sudah jelas degradasi, dan Persija Jakarta yang berada di peringkat 8 tak lagi mengejar ambisi juara.

Dua tim dengan dua faktor itu bisa dimanfaatkan oleh PSS untuk mencuri 3 poin di masing-masing laga. Setidaknya para pemain akan memiliki motivasi yang lebih untuk mengejar kemenangan dalam dua laga itu. (tsf)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved