Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Kasus Covid-19 di DI Yogyakarta Melandai, Dinkes DIY: Kita Statusnya Tetap Pandemi
Usai menyentuh rekor penambahan tertinggi pada akhir Februari 2022 lalu, kasus Covid-19 di DI Yogyakarta mulai mengalami penurunan.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Usai menyentuh rekor penambahan tertinggi pada akhir Februari 2022 lalu, kasus Covid-19 di DI Yogyakarta mulai mengalami penurunan.
Hal itu terlihat pada grafik perkembangan kasus yang dihitung tiap pekannya.
Pada 26 Februari 2022, akumulasi kasus positif di DI Yogyakarta dalam rentan tujuh hari sebelumnya adalah mencapai 16.560 kasus.
Sepekan setelahnya, akumulasi kasus positif mengalami penurunan menjadi 14.573 kasus pada 5 Maret 2022.
Kasus terkonfirmasi kembali mengalami penurunan menjadi 9.439 pada 12 Maret 2022 lalu.
Baca juga: Pembangunan Konstruksi Fisik Jalan Tol Yogyakarta-Solo Seksi I di Klaten telan Biaya Rp 8,26 Triliun
Kendati merosot tajam, Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes DIY , Pembajun Setyaningastutie menegaskan bahwa Pemda DIY belum mencabut status Pandemi Covid-19 di wilayahnya menjadi Endemi .
"Tetap yang jelas kita statusnya tetap pandemi. Ya nanti akhirnya pemerintah akan menerapkan (status endemi) kalau kasusnya sudah turun sekali. Kemudian vaksinasi seluruh penduduk indonesia minimal 70 persen," terang Pembajun, Minggu (13/3/2022).
Saat ini pihaknya masih berupaya untuk memutus rantai penularan dengan 3T yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Dengan demikian, penambahan kasus harian dapat terus menurun.
Untuk bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di 27 RS rujukan Covid-19 pun juga sudah melandai.
Dari sebelumnya menyentuh 55 persen kini BOR RS rujukan berada di angka 41 persen.
Rinciannya, dari 1.925 tempat tidur, sebanyak 797 di antaranya digunakan untuk merawat pasien Covid-19.
Kemudian untuk ruang ICU dengan total kapasitas 199 tempat tidur, saat ini tengah digunakan sebanyak 76 tempat tidur.
Saat ini pihaknya juga masih berfokus untuk menekan angka kematian akibat Covid-19 yang masih tergolong tinggi. Misalnya pada Sabtu (12/3/2022) lalu tercatat ada 12 pasien yang dilaporkan meninggal.
"Nah sekarang yang harus kita tekan itu. Jangan sampai banyak yang meninggal dunia, jangan sampai angka BOR di atas 50 persen lagi," jelasnya.
Untuk menekan angka kematian, Pembajun meminta masyarakat untuk memberikan proteksi lebih kepada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan warga dengan penyakit penyerta atau komorbid.
"Masih harus melindungi orang dengan komorbid, anak, anak dan lansia. Karena datanya yang meninggal punya komorbid dan lansia itu 75 persen," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji berharap bahwa DI Yogyakarta telah melewati puncak penularan.
Seperti diketahui, wilayah ini sempat mengalami penambahan kasus tertinggi pada (24/2/2022) dengan penambahan 2.886 kasus. Setelahnya, penambahan kasus haruan berangsur menurun.
Baca juga: RSUD Kota Yogyakarta Tunda Pemberian Cuti Bagi Para Nakes
"Kalau kita lihat seminggu terakhir walaupun angka masih tinggi tetapi turun secara signifikan. Dari pengalaman di provinsi lain memang begitu sampai kepada puncak itu turun terus sampai landai," jelasnya.
Berkaca dari provinsi lain, Aji menyebut bahwa tren kenaikan kasus Covid-19 akan menurun usai melewati masa puncak penularan.
Aji pun meminta masyarakat untuk mematuhi segala ketentuan dalam PPKM level 4 agar penambahan kasus di DI Yogyakarta dapat turun secara konsisten.
"Harapan kita walaupun kita punya spesifikasi yang berbeda terutama terkait kehadiran wisatawan tetapi kita juga berharap model provinsi lain setelah puncak kemudian turun itu bisa kita dapat," ujarnya. (tro)