BPBD Magelang Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Lima Hari Kedepan
Bibit siklon tropis 90S ini diketahui terbentuk di wilayah sekitar Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Tengah
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai terjadinya perubahan cuaca ektrem akibat pertumbuhan bibit siklon tropis 90s.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Mhd Muzamil menuturkan, bibit siklon tropis 90S berpengaruh terhadap perubahan cuaca seperti hujan lebat dan gelombang tinggi.
Dari hasil analisi pemantauan, bibit siklon tropis 90S ini diketahui terbentuk di wilayah sekitar Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Tengah, tepatnya di posisi 10.8 LS dan 109.7 BT.
"Sehingga, wilayah Magelang termasuk salah satu daerah yang terdampak. Diperkirakan cuaca sangat ekstrem akan terjadi 5 hari ke depan sedangkan musim penghujan diprediksi akan berlangsung hingga akhir Maret 2022,"ujarnya saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, pada Minggu (13/03/2022).
Ia menjelaskan, bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang potensinya sangat besar.
Jadi, masyarakat yang berada di lokasi rawan bencana untuk tetap waspada dan siaga terutama mitigasi bencananya.
"Terutama, masyarakat yang berada di wilayah bantaran sungai atau wilayah KRB III akan ancaman banjir. Kemudian, masyarakat yang berada di daerah pengunungan atau tebing adanya ancaman tanah longsor, apabila ada keretakan pada tanah segera menjauh dan laporkan ke petugas atau relawan terdekat,"ujarnya.
Baca juga: Peringatan Cuaca Ekstrem BMKG Jumat 11 Maret 2022, Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini
Baca juga: Prakiraan Cuaca Senin 14 Maret 2022, BMKG Prediksi Hujan Lebat Guyur 26 Wilayah, Ini Daftarnya
Dalam upaya penanganan cuaca ekstrem, pihaknya pun telah mempersiapkan skema mitigasi jangka pendek dan jangka panjang.
Mitigasi jangka pendek di antaranya mengecek Early Warning System (EWS) yang ditempatkan di beberapa area rawan bencana.
Salah satu tempat EWS ada di sekitar sungai yang berhulu di Gunung Merapi dan daerah berpotensi longsor.
Sedangkan, mitigasi jangka panjang BPBD banyak melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana.
“Kami siagakan Forum Risiko Bencana (FRB) dan Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk mengedukasi masyarakat terutama dalam mitigasi,"ucapnya.
Sementara itu, ia melanjutkan, bencana di Kabupaten Magelang masih didominasi kejadian tanah longsor. Akibat, wilayah Magelang yang kebanyakan daerah pengunungan.
"Sepanjang Maret ini sudah ada 15 kejadian bencana, 10 dimantaranya bencana longsor sisanya banjir, pohon tumbang, dan angin beliung. Sedangkan, pada Januari dan Februari berturut-turut tercatat 200 dan 150 kejadian bencana alam,"urainya. (Tribunjogja)