Rincian Luncuran Awan Panas Guguran Merapi Ke Arah Kali Gendol pada Tengah Malam Tadi
BPPTKG Yogyakarta mencatat, jarak luncur awan panas ini mencapai sekitar 5 kilometer ke arah tenggara atau ke arah Kali Gendol.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran tengah malam tadi, Rabu (9/3) sekitar pukul 23.18 WIB. Luncuran awan panas guguran merapi ini kembali terjadi pada Kamis (10/3) pukul 00.30 WIB.
BPPTKG Yogyakarta mencatat, jarak luncur awan panas ini mencapai sekitar 5 kilometer ke arah tenggara atau ke arah Kali Gendol.
Dalam rilis yang diunggah melalui Twitter, BPPTKG Yogyakarta merinci luncuran awan panas guguran terjadi pada Rabu (9/3) pukul 23.18 WIB, 23.29 WIB, 23.38 WIB, 23.44 WIB, 23.53 WIB, dan pada pukul 00.22 WIB pada Kamis (10/3).

Awan panas guguran ini tecatat di sesimogram dengan amplitudo maksimal 75mm dan durasi maksimal 570 detik.
Awan panas guguran kembali terjadi dengan jarak luncur lebih pendek. Yakni pada pukul 01.00 WIB, 01.22 WIB, 01.35 WIB, 01.59 WIB, 02.07 WIB, 02.43 WIB, 02.58 WIB, 03.00 WIB, dan 04.43 WIB dengan amplitudo maksimal 75 mm dan durasi maksimal 191 detik. Jarak luncur awan panas guguran ini mencapai 2 kilometer ke arah tenggara.
Akibat kejadian ini, sejumlah wilayah dilaporkan mengalami hujan abu.
Meliputi Desa Tlogolele, Desa Gantang, Kecamatan Sawangan. Pada pukul 23.48 WIB, Pos Babadan juga melaporkan turunnya hujan abu.
Warga Mengungsi
Puluhan warga Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi mengungsi ke tempat evakuasi sementara (TES) yang ada di balai desa setempat, Kamis (10/3/2022) dinihari.
Mereka berasal dari empat dukuh yang berada di KRB III Gunung Merapi, yakni Dukuh Sambungrejo, Sukorejo, Ngipiksari dan Balerante.
"Akibat kejadian tersebut sampai dengan Kamis, pukul 02.40, sebanyak 60 jiwa Desa Balerante dari 4 dukuh, khususnya kelompok rentan telah mengungsi ke TES," ujarnya pada TribunJogja.com, Kamis (10/3/2022)i.
Diakui Winoto, pihaknya juga telah mengirimkan bantuan logistik dan masker kepada para pengungsi Gunung Merapi di Desa Balerante tersebut.
Pada peristiwa luncuran awan panas guguran itu, juga dilaporkan tidak terdapat hujan abu yang melanda desa-desa KRB III Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Klaten.
Ia menjelaskan, dalam menghadapi kejadian tersebut masyarakat sekitar menyikapi APG yang terjadi dengan tenang dan tidak panik.
"Alhamdulillah Merapi sudah mulai landai, mudah-mudahan pagi ini warga yang mengungsi dapat pulang kembali untuk beraktivitas seperti biasa," jelas Winoto.