Erupsi Gunung Merapi
Kesaksian Warga Lereng Gunung Merapi Klaten Saat Awan Panas Guguran: Gemuruh Cukup Kencang
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah memuntahkan Awan Panas sebanyak 7 kali
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah memuntahkan Awan Panas sebanyak 7 kali mulai Rabu (9/3/2022) malam hingga Kamis (10/3/2022) dinihari.
Akibat muntahan Awan Panas guguran disertai luncuran lava pijar itu membuat sebagian besar warga yang berada di Dukuh Sambungrejo, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Mengungsi ke balai desa setempat.
Baca juga: Instruksi Bupati Bantul Tahun 2022 Tentang PPKM Level 4 Telah Diterbitkan, Ini Poin Pentingnya
Sebagaimana diketahui, Dukuh Sambungrejo merupakan perkampungan yang berada paling dekat dengan puncak Gunung Merapi di desa tersebut.
Kampung ini berada di radius 4 kilometer dari puncak gunung setinggi 2.930 MDPL tersebut.
Dukuh Sambungrejo juga termasuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi.
Seorang warga Sambungrejo, Fitri Yuniarti (34) mengatakan saat Rabu malam hingga Kamis dinihari sebelum dirinya memutuskan untuk Mengungsi ke balai desa sempat terdengar suara gemuruh yang cukup kencang dari Gunung Merapi .
Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan Pemerintah Desa Balerante Jainu, mengatakan warga meninggalkan TES sejak Kamis subuh dan hingga saat ini tidak ada warga yang bertahan di TES itu.
"Tadi subuh, warga sudah naik (pulang) kembali ke rumahnya karena aktivitas merapi sudah melandai. Pagi ini informasi yang saya terima TES sudah kosong, tidak ada lagi pengungsi," ujar Jainu pada TribunJogja.com, Kamis (10/3/2022).
Menurut Jainu, cuaca di Desa Balerante saat ini diselimuti kabut dan hujan gerimis sehingga visual gunung setinggi 2.930 mdpl itu tidak terlihat secara jelas.
"Cuaca pagi ini gerimis dan kabut sehingga merapi tidak terlihat. Kalau sampai pagi ini juga tidak ada informasi adanya hujan abu," ucapnya.
Ia menjelaskan, mulai pagi ini aktivitas warga di Desa Balerante masih berjalan normal seperti biasa.
Hanya saja, warga yang berada di wilayah KRB III Gunung Merapi tetap diminta untuk tetap waspada jika sewaktu-waktu ada peningkatan aktivitas kembali.
"Saya mengungsi karena aktivitas merapi tiba-tiba meningkat dan keluar suara bergemuruh yang berasal dari Merapi," ucapnya.
"Saat itu saya dapat instruksi dari pak lurah intinya untuk mengungsi ke kantor desa satu malam dulu sembari melihat situasi," tambahnya.
Ia menjelaskan saat mengungsi dirinya membawa dua anak nya yang masih kecil. Sementara sang suami, beraja di rumah.