Erupsi Gunung Merapi
Cerita Saksi Mata Lihat Awan Panas Gunung Merapi: Terdengar Suara Seperti Air Mau Mendidih
Warga sudah mulai mendengar ada suara Erupsi Gunung Merapi sekira pukul 23.00 WIB malam.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kepala Dukuh Kalitengah Lor, Wondo bersama sang Istri ikut mengungsi ketika Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Rabu tengah malam dan Kamis dinihari (9-10/3/2022).
Ia bercerita, warga sudah mulai mendengar ada suara Erupsi Gunung Merapi sekira pukul 23.00 WIB malam. Suaranya terdengar seperti ketika memasak air mau mendidih.
"Bunyinya kemrongsong. Seperti air mau mendidih," kata dia.
Suara itu yang membuat warga Kalitengah Lor akhirnya berbondong keluar rumah dan turun ke bawah.
Wondo satu di antaranya. Ia mengaku ikut keluar rumah bersama sang istri dan turun mengungsi ke Padukuhan Kalitengah Kidul.
Baca juga: Aktivitas Merapi Naik, Kapolda DIY Cek Posko Pengungsian di Kelurahan Kepuharjo Sleman
Ia berkumpul bersama warga lainnya dalam satu tempat lapang.
Sebagian ada juga yang memilih menyingkir ke tempat yang lebih aman di Kalurahan Glagaharjo.
"Yang turun hingga ke Balai desa itu kelompok rentan. Lansia, ibu-ibu dan anak," kata dia.
Wondo mengaku tidak membawa bekal banyak.
Malam itu, Ia hanya berpakaian dan membawa tas siaga berisi surat-surat berharga yang sebelumnya telah dipersiapkan.
Sebagian warga juga keluar rumah dan ikut turun ke bawah menggunakan sepeda motor.
Petugas BPBD dan relawan memandu jalannya evakuasi untuk hati-hati.
Jangan terburu-buru dan jangan panik.
Di Kalitengah Kidul, Wondo bersama warga lainnya sempat menyaksikan dari kejauhan, puncak Gunung Merapi yang tertutup kabut mengeluarkan lava pijar warna merah.
"Di Kalitengah Kidul ramai. Ada banyak warga yang ikut keluar rumah. Kita berkumpul dan melihat lava pijar sambil memantau situasi," katanya.
Kamis dini hari, situasi kembali melandai.
Baca juga: Sekilas Cerita Suasana di Kalitengah Lor Saat Gunung Merapi Erupsi Malam Tadi
Pukul 02.00 pagi, Wondo bersama istri dan sebagian warga Kalitengah Lor yang sempat mengungsi memilih kembali ke rumah.
Sebagian lain ada juga yang tetap bertahan di Balai Kalurahan Glagaharjo.
Menurutnya, Jarak pemukiman di Kalitengah lor dengan puncak Gunung Merapi hanya sekitar 3,5 kilometer namun dinihari itu Ia memberanikan diri kembali.
Sebab, kata dia, warga setempat sudah hafal tanda-tanda bahaya Merapi erupsi.
Kapan harus mengungsi maupun kapan kembali.
"Jam 02.00 saya pulang ke rumah dan kembali tidur," kata dia.
Saat ini semua warga Kalitengah Lor sudah kembali ke rumah masing-masing.( Tribunjogja.com )