Berita DI Yogyakarta Hari Ini

2 Mobil Klasik Tunggangan Sri Sultan HB IX Dipamerkan dalam Pameran Jayapatra di Keraton Yogyakarta

Pameran diadakan untuk memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X ke-33.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Yuwantoro Winduajie
GKR Bendara menunjukkan salah satu koleksi pameran bertajuk Jayapatra di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta, Selasa (8/3/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah koleksi bersejarah ditampilkan dalam pameran bertajuk Jayapatra yang digelar di Pagelaran Keraton Yogyakarta selama empat bulan ke depan mulai Selasa (8/3/2022).

Pameran yang diadakan untuk memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X ke-33 tersebut menghadirkan beragam arsip, koleksi, maupun bukti sejarah yang menggambarkan peran keraton dan masyarakat Yogyakarta dalam dinamika politik nasional.

Sejumlah koleksi yang menarik perhatian adalah mobil dinas yang sempat dipakai Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX saat menjabat sebagai pejabat tinggi negara.

Satu di antaranya adalah Cadillac Fleetwood 75 keluaran tahun 1964 yang merupakan mobil dinas Sri Sultan HB IX saat menduduki kursi Wakil Presiden Republik Indonesia antara tahun 1973 hingga 1978.

Baca juga: Aplikasi Jual Beli Mobil Digital Moladin Ekspansi ke Yogyakarta, Targetkan Rp 50 Miliar Transaksi

Mobil pabrikan Amerika Serikat tersebut mulai digunakan sebagai kendaraan kedinasan pada 1975.

Selain itu juga ada mobil klasik Ford Galaxie 500 keluaran sekitar tahun 1960. 

Mobil tersebut digunakan Sultan HB IX saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) pada 1966 sampai 1973.

"Kebanyakan yang dipamerkan memang arsip karena ini menunjukkan perjalanan sejarah melalui arsip sejarah," ungkap Pengageng Nitya Budaya atau divisi keraton yang berwenang atas museum dan kearsipan, GKR Bendara dalam pembukaan pameran.

"Terakhir ada masterpiece dua mobil yang digunakan HB IX saat menjabat Menko Ekuin dan wakil presiden RI ke dua," sambungnya.

Dalam pameran tersebut, dipaparkan pula peran keraton mulai dari masa kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Amanat 5 September 1945, pemindahan ibukota negara ke Yogyakarta, Agresi Militer Belanda II hingga Serangan Umum 1 Maret 1949 yang baru saja ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Keputusan Presiden (kepres) RI Nomor 2 Tahun 2022.

"Dalam pameran ini, kami mengunggah lagi sejarah perjalanan bagaimana Yogyakarta, tidak hanya keraton tapi tokoh-tokoh di yogyakarta yang memiliki jasa besar terhadap Indonesia," jelasnya.

Menurut putri bungsu Sri Sultan tersebut, arsip dan koleksi yang dipajang menghadirkan peran vital keraton dan masyarakat dalam berbagai sektor selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dalam bidang pendidikan misalnya, Keraton merintis pendidikan berbasis budaya melalui sekolah tamanan.

Baca juga: Mazda Astina 1992, Mobil Liftback Pelopor Lampu Model Pop Up di Indonesia

Bahkan Sri Sultan HB IX mengizinkan keraton jadi ruang belajar UGM di awal masa kemerdekaan.

Perjalanan peristiwa SU 1 Maret 1949 sebagai penada kedaulatan NKRI melawan agresi militer Belanda pun turut dihadirkan dalam pameran kali ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved